oleh

Suryandi, “Bangsaku Belum untuk Pemulung”

-Nasional-641 views

INBISNIS.ID, DENPASAR – Bangsa ku belum untuk pemulung, sepenggal narasi yang di keluarkan oleh Suryandi saat berbincang ringan bersama INBISNIS.ID di sudut Kuta, Bali tepatnya di warung sederhana samping Quest Hotel pada 17 April malam.

Sepenggal narasi tersebut bukan tanpa alasan saat diungkapkan Suryandi yang tergabung dalam Asosiasi Indonesian Plastik Recycle yang telah menciptakan mesin pemilah sampah serta daur ulang yang di brand dengan nama Dalang dan kemudian mengetuk tim INBISNIS.ID dalam hening malam pasca pandemi di Bali.

Di ungkapkan oleh nya bermula dari 20 tahun lalu saat dirinya mulai bergulat dalam dunia bisnis sampah plastik, yang mana ujung tombak daripada bisnis tersebut adalah para pemulung yang hingga kini menurutnya belum tersentuh oleh pemerintah baik daerah maupun pusat.

“Dari dulu sejak 20 tahun lalu saya mulai bekerja dalam dunia bisnis sampah plastik, ujung tombaknya adalah pemulung tapi sampai saat ini saya belum melihat pemerintah dengan program programnya menyentuh para pemulung ini”, ungkap Suryandi di damping istri tercinta.

Melanjutkan pembicaraan, membuka rasa penasaran tim INBISNIS.ID, Suryadi mengatakan bahwa sahabat pemulungnya bekerja dengan mencari sampah yang bertebaran di pelosok kota, mengais cercahan plastik hasil buangan rumah tangga masyarakat bergulat dengan terik matahari bersentuhan langsung dengan aroma yang suatu saat akan menikam paru-paru mereka.

Sudah terlalu banyak program bantuan pemerintah menyentuh rakyat kecil di Bangsa Indonesia tercinta, para petani mendapatkan bantuan mesin traktor, para nelayan mendapatkan bantuan perahu, para pemotor mendapatkan subsidi BBM, namun tak satupun program yang menyentuh langsung sahabat pemulungnya yang tersebar di seluruh pelosok Negeri.

Suryandi berharap dengan sepenggal narasinya dapat mengetuk dan membuka hati serta pikiran para pemegang tongkat kebijakan di Negeri ini untuk melirik para pemulung yang bekerja beratapkan langit dengan terik menyengat kulit saat panas, basahi tubuh kala hujan bahkan aroma yang tak sedap langsung merengsek melalui rongga hidung menembus paru-paru.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *