oleh

Warung Jepun, Dulu Sopir Kini Menyetir Usaha

INBISNIS.ID, JEMBRANA – Nasib, takdir dan kematian semua adalah karunia dari Tuhan. Dunia berputar dan rotasi manusia yang giat berusaha tentu menemukan peluang yang gemilang. Dulu seorang supir yang menyukai dunia segala jenis tanaman dan penikmat kuliner khas Bali, kini sebagai pengusaha kuliner sukses yang penuh perjuangan.

Pemilik Warung Jepun Ketut Suartama yang lebih di kenal pak Tut Jepun (51) di Banjar Batuagung Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana mengatakan, ciri khas masakan khas Bali halal yang menggugah selera makan. Makanan paling diburu lawar klungah, brengkes, sate lilit ayam dan es jeruk klungah atau es klungah di balur dengan jeruk nipis.

Berawal dari karyawan di salah satu bank BUMN di Jembrana, banting setir dengan membuka warung Jepun di rintis tahun 2014 hingga kini. Dengan modal semangat akhirnya kini memiliki 2 warung, yang pertama di area Pemkab Jembrana dan satunya di Warung Jepun Tantular Renon dan kini sedang merintis Kedai Penggak Nak Jepun.

Ini pun menjelaskan, tantangan hidup merupakan momen yang paling disukai. Dalam hidup tentu lika-liku perlu terus dipelajari dan disikapi dengan bijak. Usaha kini juga akan merambah ke anak muda. Bagaimana anak muda justru lebih menyukai makanan tradisional dengan mengemas kondisi lokasi yang lebih millenial. Apalagi sambil menyantap alunan musik Bali menambah romantis, di tambah rimbun pepohonan rindang yang asri.

“Selain masakan juga mengelola taman secara tradisional Bali. Karena hobi ini dilakoni justru bisa juga memanfaatkan dengan beberapa jenis tanaman bahkan dijual. Ini merupakan proses dagang yang saling menguntungkan, untuk bahan ikan diambil dari nelayan yang ada di Desa Candikusuma dan Desa Perancak. Yang artinya mengkondisikan masyarakat nelayan hasilnya bisa kita beli dengan harga yang sesuai,” ungkapnya, Jumat (01/07/2022).

Tut Jepun juga menyampaikan, menu dari nasi bungkus harga 10 ribu dan menu komplet ada brengkes, es klungah, nasi spesial Jepun harga 30 ribu. Konsumen dari Jawa yang menuju ke Denpasar, bahkan kuliner ini bisa di cari di google.

“Untuk makan siang tentu warung Jepun sangat ramai terutama para pegawai dan masyarakat menikmati makan siang. Buka pagi hingga sore jam 17.00 wita warung tutup. Tapi nanti akan membuka berkonsep milenial bertema Kedai Penggak Nak Jepun, nanti itu yang buka setiap malamnya,” jelasnya.

Ia juga mengungkap kisahnya, dulu sebagai karyawan dan kini mempunyai karyawan yang 24 orang ini terdiri 12 di Jembrana dan 12 lagi di Denpasar. Motivasi bekerja dengan giat jangan lelah untuk berusaha dan utamanya mensyukuri. Rajin, ulet dan memohon petunjuk pada Tuhan.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *