oleh

Membaca Itu Bukan Hobi, Namun Kebutuhan yang Harus Dipenuhi    

INBISNIS.ID, PADANG – Membaca merupakan cara cepat untuk mengetahui isi dunia. Membaca sangat erat kaitannya dengan buku.

Di Indonesia sendiri, buku sangat diistimewakan dengan adanya peringatan hari buku nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei 2022.

Mengingat Indonesia merupakan negara dengan minat baca yang rendah, hal ini mendapat tanggapan langsung dari Ketua Komunitas Yuk Baca, Fendi Agus Syahputra.

Mahasiswa Pascasarjana Fisip Unand itu saat diwawancarai oleh tim INBISNIS.ID melalui pesan singkat pada Rabu pagi (18/05/22) menyatakan bahwa orang-orang yang malas membaca buku mungkin mereka belum menemukan alasan bagaimana membaca buku itu penting, kenapa membaca buku itu hal yang harus dibiasakan.

“Terkait dengan orang-orang yang malas membaca buku mungkin mereka belum menemukan alasan bagaimana membaca buku itu penting, kenapa membaca buku itu hal yang harus dibiasakan,” kata Fendi Agus Syahputra

Fendi Agus Syahputra juga menyatakan saat sekarang ini, paradigma membaca buku itu termasuk hobi, namun membaca buku itu sebenarnya sudah tidak termasuk hobi lagi namun termasuk suatu kebutuhan.

“Hingga saat sekarang ini, paradigma membaca buku itu termasuk hobi, namun membaca buku itu sebenarnya sudah tidak termasuk hobi lagi namun termasuk suatu kebutuhan,” ujar Fendi Agus Syahputra.

Fendi Agus Syahputra memberikan sebuah motivasi agar orang-orang lebih tertarik membaca buku yaitu kualitas seseorang dalam berbicara itu ditentukan dari bangunan berpikirnya, bangunan berfikir itu ditentukan dari pengetahuan, pengalaman dan sebagainya salah satu sumber pengetahuan dan wawasan itu adalah dengan membaca buku, ibarat susunan anak tangga, dengan membaca buku kita akan menaiki anak tangga satu per satu lebih tinggi, posisi kita itu berapa tinggi kita berdiri memengaruhi berapa luas kita melihat.

“Motivasi saya pada orang-orang agar tertarik untuk membaca buku yaitu kualitas seseorang dalam berbicara itu ditentukan dari bangunan berpikirnya, bangunan berfikir itu ditentukan dari pengetahuan, pengalaman dan sebagainya salah satu sumber pengetahuan dan wawasan itu adalah dengan membaca buku, ibarat susunan anak tangga, dengan membaca buku kita akan menaiki anak tangga satu per satu lebih tinggi, posisi kita itu berapa tinggi kita berdiri memengaruhi berapa luas kita melihat, “ulas Fendi Agus Syahputra.

Dari hari buku nasional ini, Fendi Agus Syahputra berharap bahwa semua kita menganggap membaca itu sebagai sesuatu yang kebutuhan yang penting, membaca itu tidak dimulai dari kita sebagai mahasiswa, tapi mulai dari orang tua yang menamakan pada anaknya sejak mereka kecil bahwa membaca itu penting yang disesuaikan dengan pentingnya jenis buku yang akan dibaca. Untuk pemerintah sendiri diharapkan bisa mensupport sekolah-sekolah atau instansi supaya memiliki literasi yang menarik karena aktivitas ini diharapkan bisa menarik hati orang untuk membaca.

Fendi Agus Syahputra memberikan ide agar orang-orang lebih tertarik membaca yaitu  adanya gerakan bersama teman-teman minimal budaya membaca 15 menit perhari untuk membentuk sebuah kebiasaan agar menjadikan sesuatu yang melekat pada diri kita, lebih baik menargetkan waktu membaca karena lebih berkualitas daripada jumlah halaman buku yang dibaca yang dipandang sebagai kuantitas.

“Semoga semua kita menganggap membaca itu sebagai sesuatu yang kebutuhan yang penting, membaca itu tidak dimulai dari kita sebagai mahasiswa, tapi mulai dari orang tua yang menamakan pada anaknya sejak mereka kecil bahwa membaca itu penting yang disesuaikan dengan pentingnya jenis buku yang akan dibaca. Untuk pemerintah sendiri diharapkan bisa mensupport sekolah-sekolah atau instansi supaya memiliki literasi yang menarik karena aktivitas ini diharapkan bisa menarik hati orang untuk membaca. Ide kami adalah adanya gerakan bersama teman-teman minimal budaya membaca 15 menit perhari untuk membentuk sebuah kebiasaan agar menjadikan sesuatu yang melekat pada diri kita, lebih baik menargetkan waktu membaca karena lebih berkualitas daripada jumlah halaman buku yang dibaca yang dipandang sebagai kuantitas.” tandas Fendi Agus Syahputra.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *