oleh

Lindungi Petani, Jasindo Hadir dengan Program Asuransi Pertanian    

INBISNIS.ID, DENPASAR – Dalam rangka melindungi para petani dari gagal panen akibat kebanjiran, iklim, serta gangguan hama, PT Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) hadir dengan program Asuransi Pertanian. Kendati demikian sejauh ini hanya segelintir petani yang mengetahui program asuransi pertanian ini.

Menurut Anak Agung Dwipayana selaku Marketing Jasindo Denpasar, menjelaskan, asuransi pertanian adalah asuransi yang menjamin resiko-resiko yang membuat petani gagal panen. Terdapat tiga resiko yang ditanggung yakni kegagalan panen akibat bencana banjir, kekeringan, dan penyakit tanaman/hama tanaman.

Diketahui cara mengakses program asuransi pertanian adalah setiap petani harus memiliki kelompok tani yang sudah terdaftar di dinas pertanian. Kemudian langkah berikutnya adalah pihak dinas pertanian nantinya akan menghubungi dan melaporkan ke pihak Jasindo.

Adapun syarat-syarat petani yang boleh mengikuti asuransi pertanian adalah memiliki lahan, mempunyai NIK, kemudian tergabung dalam kelompok tani atau subak.

“Pembayaran premi oleh petani itu ketika masa tanam tiba, dimana bayarnya Rp. 36.000/musim/hektar,” terang Anak Agung Dwipayana

Terkait pelaksanaan program asuransi pertanian di Bali, Anak Agung Dwipayana, mengatakan bahwa masih banyak ditemui kendala serta tantangan. Salah satunya adalah umur petani di Bali rata-rata berusia lanjut sehingga untuk melakukan proses pendaftaran dan segala macamnya terkait asuransi pertanian, para petani tersebut masih kurang dari sisi informasi.

“Kemudian kita juga sosialisasi di lapangan sampai kebawah menyentuh masyarakat sebetulnya agak sulit karena SDM terbatas. Kita paling biasanya sosialisasi di Provinsi dengan petugas dinas. Sementara jika di kabupaten langsung kepada pekaseh. Nanti pekaseh meneruskan kepada anggota,” ungkap Anak Agung Dwipayana

Sejauh ini, data petani yang mengikuti program asuransi petani sebanyak 23.250 petani yang terdiri atas 273 kelompok tani yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali.

“Itu luasan yang kemarin kita cover adalah 10.315 hektar di Bali,” ungkap Anak Agung Dwipayana

Kedepan tentu tantangan dari program ini adalah bagaimana target tahunan bisa terpenuhi. Untuk itu kita lakukan sosialisasi-sosialisasi. Akan tetapi sejauh ini sosialisasi hanya baru sampai tingkat kecamatan.

Terakhir, Anak Agung Dwipayana berharap bahwa petani kedepan bisa sadar akan pentingnya berasuransi sehingga bisa mencegah kerugian atau resiko-resiko yang diterima oleh petani itu sendiri.

(Redaksi)

Well, Jika ada yang perlu dibenahi atau disesuaikan tentang berita dan website INBISNIS.ID? Boleh ditulis di kolom komen ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *