oleh

Sebagai Ratunya Pemulung, Hj. Jubaedah Sukses Mensejahterakan Kehidupan Para Pemulung

INBISNIS.ID, DEPOK – Lika liku kehidupan wanita tangguh yang telah melaksanakan 3 kali naik haji dan beberapa kali umroh ini membuktikan bahwa kerja kerasnya selama ini telah terpampang nyata mampu mensejahterakan para pemulung di Jakarta dengan didirikannya PT. Purnama Kertasindo Perusahaan sebagai pengepul kertas bekas di bilangan Jatinegara Timur Jakarta Selatan, Senin (11/07).

Di kediamannya yang menyatu dengan gudang dan kantor namun lokasinya berada dibelakang ini, Hj. Jubaedah bersama suaminya Erwin Nasution sedang berbincang santai.  Dalam wawancara nya dengan awak media Inbisnis id Hj. Jubaedah menceritakan tentang kisah hidupnya yang di mulai dari nol  hingga mencapai kesuksesan nya seperti sekarang ini.

“Pada tahun 1984 saya menikah dengan almarhum Purnama Budiman, pada saat itu bapak Budi usaha penjualan kaos kaki rajut namun karena sesuatu hal akhirnya usahanya berhenti. Pada suatu hari kami jalan jalan ke Pasar Jatinegara melihat begitu banyak kardus kardus, akhirnya bapak berpikir begini, apa ini saja yaa?? Maksudnya menunjuk kardus. Saya bilang iya sudah gapapa kita jalanin saja dulu. Namun pada waktu itu  kita bingung lalu kita jualnya kemana?? nah akhirnya ada salah satu teman bapak Budi yang mengatakan bisa membantu menjual kardus kardus nya ke Pabrik,” Seperti yang dikatakan wanita hebat  4 orang anak ini memulai kisah hidupnya, Senin (11/07).

“Setelah usaha mulung kami berjalan selama 2 tahun, kemudian di tahun 1986 kita nanya nanya ke Pabrik apakah bisa kerjasama dan waktu itu kami mobil juga masih nyewa karena belum punya sendiri. Singkat cerita akhirnya kita bukalah lapak di depan dengan ukuran 2X4 meter yang sampai sekarang masih ada kenangannya. Selain kami menerima kardus kardus dari para pemulung saya sendiri dengan bapak tetap turun ke lapangan untuk mencari kardus bekas. Nah waktu itu kami mengorek gunungan sampah yang ada di wilayah Cilincing Jakarta Utara dan banyak sekali sampah kardus dan plastiknya,” lanjutnya.

Dimasa itu pesaing kami sedikit atau nyaris tidak ada,  dibanding mereka pengepul kami memang gerakannya gesit dan lincah sehingga dalam waktu hanya setahun kami sudah buka gudang baru dan untuk pertama kalinya gudang cabang kami  berlokasi di Manggarai.

“Karena kita melihat begitu banyak animo masyarakat pemulung disana, sementara belum banyak pengepul di Manggarai. Untuk Gudang Manggarai sendiri sampai saat ini kami masih mengontrak tanahnya yang terletak di Jalan Manggarai Utara 2 No 8 sampai sekarang,” lanjutnya bercerita.

Berlanjut pada tahun 1989 kami buka lagi cabang kedua yaitu Gudang  Cilodong yang lokasinya di Jl. Raya Bogor KM 39 No.10 RT.02/02 Cilodong Depok. Awalnya kami ngontrak tapi seiring berjalannya waktu yang punya tanah meminta kami untuk membeli tanahnya seharga 250 juta dengan cara boleh mencicil selama 2 tahun. Dengan DP 25 juta berselang waktu tidak sampai dua tahun tanah gudang di Cilodong sudah kami lunasi dan hingga saat ini jadilah milik kami sendiri.  Kemudian kami terus melebarkan sayap dengan membuka cabang ke 3 di daerah Palmerah Jakarta Barat. Karena ada pengusaha yang bangkrut sehingga meminta kepada kami untuk oper alih pinjaman Bank. Dengan uang tunai sebesar Rp. 1.750.000 kami serahkan Cash kepada Pengusaha tersebut dan kami yang melanjutkan Pinjaman Bank nya.

Untuk Gudang senen yang terletak di Jalan Kramat Pulo No.23 RT. 07/02 ini sebagai Gudang Cabang ke 4 kami mengontrak dengan teman sebesar 100 juta per bulan. Dengan berjalannya waktu pihak ahli waris putranya teman saya karena sudah meninggal, memberikan harga sebesar 2 milyar dapat dicicil 3 kali. Sehingga Gudang senen sekarang menjadi milik kami karena sudah lunas cicilannya.

Gudang ke 5 ada di Jl. Cipinang Muara 2 No. 54 RT. 00/2/04 Pondok Bambu Jakarta Timur.  Untuk yang ke 6 adalah Gudang Semarang berada di Jalan Soekarno Hatta KM. 32 Harjosari Bawen Kab. Semarang. Dan sampai saat ini kami masih mengontrak tanahnya dengan Biaya 30 juta per bulan. 

Hj. Jubaedah menceritakan, dulu usaha kami bernama UD Purnama Budiman namun pada tahun 2012 menjadi PT. Purnama Kertasindo. Dan pada tanggal 5 September 2013 bapak meninggalkan kami karena menderita sakit Kanker paru paru akibat sebagai perokok berat.

“Tapi saya akan terus melanjutkan perjuangan kami berdua untuk terus memajukan dan mensejahterakan kehidupan para pemulung di Jakarta ini. Semoga makin banyak lagi berkembang gudang gudang cabang berikutnya,” tutup Hj. Jubaedah dengan harapan.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *