oleh

Harga Pakan Melonjak Tinggi, Pembudidaya Ikan Tawar di Sumenep Mengeluh

INBISNIS.ID, SUMENEP – Pelaku usaha budidaya Ikan nila di Desa Pandian, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengeluh terkait harga pakan untuk Ikan tawar, seperti Ikan nila beberapa bulan terakhir semakin naik (melonjak tinggi). Naiknya harga pakan Ikan tawar tersebut menyebabkan usaha pembesaran (budidaya) Ikan nila yang digelutinya selama 6 tahunan, semakin merosot turun.

Pak Untung Wijaya, Pembudidaya Ikan nila dan jenis Ikan tawar lainnya, kepada jurnalis INBISNIS.ID Sumenep menyampaikan bahwa pada saat ini Ikan nila di pasaran Sumenep sangat kekurangan. Karena biasanya kalau konsumen datang kesini belinya 5 Kg sampai 10 Kg. Kalau belinya Ikan nila konsumsi (ukuran besar) hanya 1 Kg atau 2 Kg saja, disini tidak melayani. Tapi, kalau yang kecil-kecil untuk dipelihara masih dilayani. Sabtu (4/6).

“Harga Ikan nila saat ini tidak stabil, ditempat ini saya menjual dengan harga standart Rp.30.000 per Kg. Sedangkan di pasar harganya kisaran Rp.35.000 sampai Rp.40.000, bahkan bisa lebih. Sedangkan untuk Ikan nila ukuran kecil – kecil (untuk dipelihara) saya jual per biji (1 ekor) harga mulai dari Rp.1.000 sampai Rp.2.500, tergantung usia Ikan,” ungkapnya.

Menurut pak Untung, usaha budidaya Ikan nila yang digelutinya selama 6 tahun. Awal pertama direncanakan dibuat taman pemandian ataupun kolam pancing Ikan, namun tidak jadi. Akhirnya, muncul ide untuk dibuat tempat usaha Budidaya Ikan nila dan jenis ikan tawar lainnya.

“Tahun 2017 lalu, saya mulai budidaya Ikan nila dan jenis Ikan tawar lainnya di Sumenep, dan yang masih bertahan sampai sekarang ini punya saya ini. Sementara di tempat lainnya sudah banyak yang berhenti, entahlah, alasan mereka kenapa berhenti saya tidak tahu. Kalau saya, walaupun kadang – kadang harga jual tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan, saya tetap bertahan. Karena selain untuk bisnis, saya anggap pekerjaan ini sebagai hiburan dalam keseharian saya, maka dari itu usaha ini tetap berjalan,” akunya.

Lanjut kata pak Untung, selain ikan besar yang dibeli orang, ada juga yang membeli bibitnya. Untuk bibit, Ia (pak Untung) mendatangkan dari luar daerah Sumenep, diantaranya dari Daerah Kediri dan Jombang. Kemudian dipelihara dan dibesarkan di tempatnya. Selain Ikan nila, ada juga Ikan patin, Ikan gurami dan Ikan bawal juga ada disini. Tapi, yang banyak dicari konsumen, yaitu Ikan nila dan patin.

“Ada beberapa petak kolam disini, ukurannya berbeda beda. Untuk bibit, ditempatkan pada kolam ukuran 6 x 5 meter persegi, biasanya diisi 3 ribu sampai 4 ribu bibit Ikan. Kalau yang sudah besar-besar ditempatkan di kolam ukuran 10 x 6 meter, ada di bawah sana. Ada juga kolam ukuran lebih kecil lagi khusus untuk tempat pembesaran Ikan hias seperti Ikan mas, Ikan Koki, dan jenis lainnya,” jelasnya.

Masih kata pak Untung, sejak sekitar 3 bulanan ke sekarang, harga pakan Ikan semakin melonjak tinggi hingga hampir Rp.300.000 per Sak (50 Kg), yang mana harga sebelumnya Rp.240.000 per Sak, hal ini menjadi kendala dan dikeluhkan. Karena, dengan harga pakan tidak stabil, akan berpengaruh pada harga Ikan dipasaran.

“Saya jualnya di kota Sumenep saja, karena di Sumenep sendiri masih kekurangan, kebutuhan pasar khususnya Ikan nila dan Ikan patin di Sumenep masih kekurangan barang. Makanya saya bilang, di Sumenep itu masih kekurangan Ikan. Jadi, kalau konsumen – konsumen itu datang belinya 5 Kg sampai 10 Kg, yang besar – besar habis ini sudah. Stok sekarang tinggal Ikan kecil – kecil, kira-kira usianya masih 3 dan 4 bulanan. Sedangkan untuk pembesaran, jika mulai dari bibit sampai bisa konsumsi (besar) butuh waktu 6 bulan,” imbuhnya.

Pak Untung berharap, agar harga pakan ikan bisa stabil dan tidak naik lagi. Mengingat biaya pembesaran itu bukan sedikit selama 6 bulan. Pemberian pakan setiap harinya 2 kali, dan 1 kali pemberian dibutuhkan rata-rata 7 Kg, total setiap hari butuh 14 Kg pakan Ikan, jika stok Ikan maksimal, yaitu antara 10 ribu sampai 15 ribu biji bibit Ikan, termasuk Ikan besar.

“Karena saya menggunakan pakan standar khusus untuk Ikan tawar, murni alami dan tidak dicampur jenis pakan lainnya. Jadi, jika harga pakan stabil, maka harga penjualan di pasaran juga stabil,” tandasnya.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *