oleh

Filosofi Tari Piriang: Menari di Atas Pecahan Kaca

-Daerah-640 views

INBISNIS.ID, PADANG – Tari Piriang merupakan salah satu jenis tarian yang berasal dari Sumatera Barat. Dimainkan oleh sekitar enam orang dengan tampilan tarian yang unik dari tarian yang lain. Tari ini menggunakan pecahan piriang atau kaca, dimana penari melompat lompat di atas pecahan kaca. Melompat-lompat di atas pecahan kaca ini memiliki sebuah filosofi tersendiri bagi penari.

Ikbal Alijus Halim, salah seorang penari yang ikut melompat di atas pecahan kaca dari Sanggar Rentak Serunai, ketika diwawancarai oleh tim INBISNIS.ID usai menari di Convention Hall Unand menyatakan, bahwa tarian ini benar-benar khas dari Sumatera Barat yang mempunyai filosofi, yaitu “Musuah Pantang Dicari, Batamu Pantang Dielakkan” maknanya adalah kita berusaha dengan orang lain ketika mereka mencari masalah dengan kita janganlah takut, Sabtu (16/04).

“Tari ini merupakan benar-benar khas dari Sumatera Barat yang mempunyai filosofi “Musuah Pantang Dicari, Batamu Pantang Dielakkan” maknanya adalah kita berusaha dengan orang lain ketika mereka mencari masalah dengan kita janganlah takut,” kata Ikbal Alijus Halim.

Ikbal Alijus Halim juga menyatakan, bahwa menari diatas pecahan kaca itu melambangkan kabagak-an atau keberanian, diatas pecahan kaca inilah filosofi itu diterjemahkan melalui tarian.

“Menari di atas pecahan piriang itu melambangkan kabagak-an atau keberanian, diatas pecahan kaca inilah filosofi itu diterjemahkan melalui tarian,” kata Ikbal Alijus Halim.

Dalam tarian ini, terlihat kaki dari penari ada sedikit luka dikarenakan tertusuk oleh pecahan kaca seperti yang terjadi di kaki Ikbal Alijus Halim.

Dalam hal ini, Ikbal Alijus Halim menyatakan, bahwa saat menari di atas pecahan kaca ini, kaki biasanya menyerahkan diri kepada Allah. Dengan keyakinan yang kuat dan tidak ada keraguan yang hanya bermaksud untuk menghibur dan mempromosikan budaya Minangkabau.

“Ketika menari di atas pecahan kaca ini, kaki biasanya menyerahkan diri kepada Tuhan dengan keyakinan yang kuat dan tidak ada keraguan yang hanya bermaksud untuk menghibur dan mempromosikan budaya kita.” ujar Ikbal Alijus Halim.

Ikbal juga menyatakan bahwa dalam melatih diri untuk menari diatas pecahan kaca  dibutuhkan keahlian khusus seperti latihan minimal sehari sebelum acara dilaksanakan.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *