oleh

Bisnis Perabot Kayu, Menjanjikan Keuntungan Namun Sepi Peminat

INBISNIS.ID, SOLOK SELATAN – Menjalankan bisnis dalam bidang perabot rumah tangga membutuhkan keahlian khusus, ketekunan dan keseriusan karena menjanjikan keuntungan yang berlimpah.

Hal inilah yang dirasakan dan dijalankan oleh Suparman, seorang pebisnis dalam pelayanan jasa perabot.

Pemilik usaha Family Perabot ini sudah mulai menjalankan usahanya sejak tahun 2011 silam. Layanan yang ditawarkan di Family Perabot ini adalah langsung dipasangkan ke tempat pelanggan secara gratis. Family perabot ini berlokasi di Blok Nol, Pekonina Solok Selatan.

Selain itu, Suparman juga bekerja sambilan sebagai Security di perusahaan pembangkit listrik, PT. SEML disamping pekerjaan utamanya sebagai pembuat perabot.

Untuk bahan baku kayu, biasanya Suparman memasok dari pedagang kayu sekitar dan dari petani yang membudidayakan kayu tersebut seperti kayu surian.

Lama untuk proses pembuatan produk, Suparman bisa menghabiskan waktu minimal satu minggu tergantung tingkat kerumitannya.

Istimewa

Saat diwawancarai oleh tim INBISNIS.ID di lokasi dia memasang perabot pada Selasa sore (26/07/22), Suparman mengaku bahwa dirinya belajar untuk membuat produk ini ketika masih berada di Koto Baru, Solok bersama pak Lek, dan juga termasuk ikut ikutan dengan orang lain belajar membuat produk ini.

“Saya belajar untuk membuat produk ini ketika masih berada di Koto Baru, Solok bersama pak Lek saya, dan saya pun juga termasuk ikut ikutan dengan orang lain belajar ini,” kata Suparman

Suparman juga menyatakan bahwa modal awal yang digunakan untuk membuka bisnis ini adalah sekitar 35 juta dan sekarang hanya bekerja dua orang.

Suparman juga menambahkan dua tahun belakangan permintaan orderan lagi sepi dikarenakan situasi pandemi, dan bersyukur tahun sekarang permintaan kembali naik disebabkan ekonomi yang mulai pulih.

“Sudah dua tahun belakangan permintaan orderan lagi sepi dikarenakan situasi pandemi, dan syukurlah tahun sekarang permintaan kembali naik disebabkan ekonomi yang mulai pulih,” Ujar Suparman.

Omset yang didapatkan oleh Suparman minimal berkisar 7 hingga 8 juta rupiah per bulan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Suparman juga berpesan sudah banyak anak muda generasi sekarang yang kurang tertarik bekerja membuat perabot kayu, walaupun peluang bisnis ini dinilai menguntungkan, kebanyakan anak muda sekarang ini lebih suka bekerja dengan instan.

“Saat sekarang ini sudah banyak anak muda generasi sekarang yang kurang tertarik bekerja membuat perabot kayu, walaupun peluang bisnis ini saya nilai menguntungkan, kebanyakan anak muda sekarang ini lebih suka bekerja dengan instan,” jelas Suparman.

Dari bisnis ini, Suparman berharap agar pemerintah lebih bisa memperhatikan usahanya baik dari segi bantuan serta pengembangan alat, dan ditambah lagi dengan semua kebutuhan alat dan bahan sudah mulai merangkak naik, sedangkan Suparman masih menjual dengan harga yang lama.

“Semoga pemerintah lebih bisa memperhatikan kami baik dari segi bantuan serta pengembangan alat, dan ditambah lagi dengan semua kebutuhan alat dan bahan sudah mulai merangkak naik, sedangkan kami hanya masih menjual dengan harga yang lama,” pungkas Suparman.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *