oleh

Beli Rumah Lewat E-Commerce Tak Semudah yang Dibayangkan

Hal ini dikarenakan, dalam proses memilih rumah sampai terjadinya transaksi jual beli, ada proses yang tidak bisa digantikan dengan digitalisasi.

E-Commerce atau perdagangan digital adalah semua bentuk transaksi perdagangan barang ataupun jasa yang menggunakan media perantara internet.

Dalam sebuah sistem e-commerce, setidaknya terdapat 4 komponen  yang diperlukan dalam transaksi online store atau marketplace, yakni penjual dan pembeli, payment gateway, serta jasa pengiriman.

Kenaikan transaksi e-commerce di Indonesia mengalami pertumbuhan hingga 400 persen per bulan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto.

Sejak perkembangan e-commerce, platform jual beli rumah sudah bermunculan, mulai dari rumah123.com, 99.co, Lamudi, bahkan ada olx,  yang bukan secara spesifik sebagai platform yang  memasarkan produk rumah.

Masing-masing developer maupun kantor-kantor property agent seperti ERA, RAY WHITE, BRIGHTON dan lainnya telah membuat website sendiri dalam rangka memasarkan produknya secara digital.

Melalui platform ini, penjual bisa memasarkan produknya dari info spesifikasi, info harga, foto-foto tampak rumah, dan video ilustrasi.

Pembeli dapat menikmati semua penawaran rumah melalui showcase digital dari satu rumah ke rumah lainnya hanya dengan sentuhan jari di smartphone. Dalam waktu singkat, pembeli bisa membandingkan beberapa varian rumah yang jadi incarannya.

Tetapi dalam memutuskan memilih rumah tersebut, pembeli perlu melakukan kunjungan dan survei ke properti incarannya untuk meninjau langsung situasi dan kondisi rumah, lingkungan dan fasilitas dan lainnya, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan membeli rumah idamannya.

Karena membeli rumah adalah bagian dari investasi dan menabung untuk masa depan keluarga, dan menjadi tempat untuk ditinggali dalam hitungan jangka waktu yang lama.

Rasa kehati-hatian dan ketelitian dalam membeli rumah sebagai tempat tinggal dan investasi akan sulit untuk digantikan dengan visualisasi digital.  Oleh karena itu, untuk jangka waktu dekat ini, sulit untuk membawa budaya jual beli rumah 100% dengan e-commerce, layaknya membeli makanan atau pakaian di platform e-commerce yang ada sekarang.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *