oleh

Bacarita Buku : Belajar, Kemerdekaan dan Kemanusiaan di dapur A2W

INBISNIS.ID, TERNATE – Korps Alumni HMI (KAHMI) Kota Ternate, menggelar bedah buku dengan tajuk “Bacarita Buku” yang dilaksanakan pada Minggu (6/2) malam di cafe dapur A2W, Kota Ternate, Maluku Utara.

Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 ini bercerita tentang sekumpulan esai dengan judul “Belajar, Kemerdekaan dan Kemanusiaan” kumpuan esai transformasi kehidupan hasil goresan seorang Jurnalis, M. Asgar Saleh di moderatori oleh Mahmud Ichi dengan menghadirkan tiga pembahas yaitu Dr. Kasman Hi. Ahmad (Mantan Rektor UMMU), Dr. Herman Oesman (Sosiolog) dan Pdt. Donny Toisuta, S.Si, M.Pd. (tokoh agama).

Ketua KAHMI Kota Ternate, Yusuf Sunya saat menyampaikan sambutan pembukanya mengharapkan agar kader HMI harus tetap solid untuk membudayakan literasi menjadi konsumsi kita sehari-hari.

Selanjutnya menurut Yusuf, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kota Ternate menilai bahwa minat baca kita masih sangat rendah, begitu juga dengan mahasiswa, kalau kita enggan membaca bagaimana bisa menulis.

“Saya bisa ambil contoh saja saat ini, ketika dimintakan untuk bertanya atau pendapatnya, tapi minatnya minim sekali. Hal ini adalah indikator bahwa minat bacanya pasti rendah”, tutur Yusuf.

Oleh karena itu, KAHMI senantiasa akan mengkondisikan kegiatan-kegiatan seperti ini sehingga budaya literasi tumbuh subur di organisasi hijau hitam.

Sangat menarik ketika moderator mempersilahkan kesempatan kepada tiga orang pembahas untuk membedah buku ini. Kesempatan pertama Herman Usman sebagai seorang pengamat sosial di Maluku Utara, Herman mengatakan bahwa dia merupakan orang yang mendorong Asgar agar mengumpulkan tulisan-tulisannya untuk diterbitkan menjadi buku. Menurut Herman bahwa buku yang ditulis Bung Asgar, sudah tiga kali terjadi perubahan judul, akhirnya hasil diskusi yang alot dengan teman-temannya disepakati judul buku menjadi “Belajar, Kemerdekaan dan Kemanusiaan” karena dengan melihat isi dari esai-esai yang terkumpul semuannya adalah proses pembelajaran dari seorang Asgar dan ditulis dengan bahasa yang sederhana dan runtut.
Herman juga dengan jujur mengatakan bahwa proses penerbitan buku ini terkendala selain dengan penerbit, tentu juga budget, sehingga buku yang awalnya setebal 500 halaman, diperas dengan taktik mengecilkan tulisannya sehingga jadi 300 halaman, dan proses penerbitanya sempat tertunda, ketika penulis ikut dalam proses pemilihan kepala daerah.

“Alhamdulillah banyak tantangan bisa dilewati, akhirnya terbitlah buku ini dengan menggunakan penerbit Gramasurya berkolaborasi dengan NaroOti Publishing dan LSM Rorano”, terang Herman.

 Ramah-tamah usai bedah buku Sekot Ternate, Yusuf Sunya, M.Asgar Saleh Penulis, Founder A2W Ammar abdul Halil .

Penelaah kedua disampaikan oleh mantan rektor UMMU Dr. Kasman Hi. Ahmad yang menelaahnya dari aspek pendidikan menuturkan bahwa buku sebagai sebuah karya terkait erat dengan usaha untuk menyampaikan pengetahuan. Pengetahuan yang merupakan daya atau kemampuan intelektual manusia, membutuhkan buku agar dapat dituangkan dan disampaikan kepada orang lain, tanpa ada buku maka pengetahuan manusia akan sulit disajikan dengan cara yang benar.

“Malam ini, melalui buku yang ditulis Asgar mengajarkan kepada kita bahwa sebagai insan pembelajar, kita terus dituntut untuk membaca. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.(QS Al-‘Alaq [96]: 1) demikian Kasman menjelaskan sambil mengutip salah satu ayat dalam Alquran.

Lebih jauh disampaikan Kasman, pesan untuk “Membaca”. Pesan ini sangat penting agar manusia mengfungsikan sejumlah perangkat indra yang Allah SWT anugerahkan, seperti penglihatan, pendengaran, hati, dan akalnya secara optimal. Itulah perangkat utama untuk membaca tulisan yang terdapat dalam kitab ataupun di jagad raya. Dari sini, manusia menjadi cerdas, berpengetahuan, dan berwawasan luas dan pada malam ini penulis Asgar telah menunjukkan kepada kita semua.

Sedangkan penalaah ketiga Pdt. Donny Toisuta, S.Si, M.Pd, mengatakan buku yang ditulis Asgar ditangkapnya sebagai pesan-pesan kemanusiaan secara empiris yang mana dilakukan langsung oleh Asgar.

“Sebagian buku ini, setelah saya baca membuat saya terharu, karena kisah nyata yang terjadi di Masyarakat, bagaimana seorang Asgar terjun langsung bersama masyarakat yang berada di pulau Batang Dua Kota Ternate ditimpa musibah bencana, maupun hilangnya sebuah kapal motor dengan rasa kemanusiaan yang tinggi penulis hadir di tengah-tengah mereka,” jelas Donny.

Satu pesan yang hingga kini sangat diingat oleh Dony, ketika Asgar degan LSM Roranonya membantu masyarakat ditimpa musibah gempa yaitu, Tulis….tulislah….. karena dengan menulis anda tidak akan hilang dari peradaban”, tutur Dony mengutip ucapan Asgar.

Setelah penelah menyampaikan bahasannya, moderator mengajak para peserta yang hadir untuk menyampaikan pandangannya. Kurang lebih ada 8 orang peserta yang menyampaikan pandangannya, seperti founder A2W sendiri, Amar Abul Halil, Ketua Bem Unkhair, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia Pusat yang saat ini berada di Ternate. Lebih menarik juga “Bacarita Buku” ini diisi dengan selingan musik dan pembacaan puisi yang dibacakan oleh Maestro Puisi Maluku Utara Bung Arie.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *