oleh

Prospek Usaha Bata Merah Saat Pandemi

INBISNIS.ID, NAGEKEO – Pandemi Covid-19 tentu saja sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal hingga global.Virus yang semulanya muncul sejak tahun 2019 lalu, di kota Wuhan yang kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia, sungguh membuat lumpuh aktivitas ekonomi masyarakat pada umumnya.

Hal itu tentu diperparah dengan seperangkat aturan dan kebijakan pemerintah untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 dengan sejumlah upaya, semisal, Lockdown, Work From Home (Bekerja dari Rumah) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Situasi pandemi tentu saja berdampak langsung terhadap aktivitas pertumbuhan ekonomi masyarakat dan lumpuhnya dunia usaha.

Berbeda dengan Adolfus Ame, pria asal Penginanga, Kelurahan Lape, malah melihat celah yang aman dunia usaha saat pandemi dengan melakukan usaha Bata Merah, yang berlokasi di Penginanga, Kelurahan Lape, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut pengakuan Pria, yang adalah Sarjana Bahasa Inggris, lulusan STKIP Nusa Bunga Floresta ini, usaha bata merah membuatnya mampu bertahan hidup, mengais rejeki memenuhi ekonomi Keluarga saat pandemi covid-19.

Pria yang akrab disapa Adolf ini, menggarap usaha bata merah, Bermodalkan satu orang karyawan yang upahnya Rp.75.000 per hari, serta bantuan dan campur tangan keluarganya.

Target yang dicapai Adolf untuk kelas usaha kecil dengan cara manual dan peralatan seadanya ini, adalah 10.000 buah dalam sekali produksi untuk menjadi bahan jadi dan siap pakai.

Adolf Mengatakan, mereka tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai target tersebut. Waktu maksimal untuk memenuhi target yang telah ditetapkan adalah 2 minggu saja.

Bata merah yang telah siap tersebut dijual per satu buah bata Rp. 800 hingga Rp.1000. Jika dikalikan dengan 10.000 buah, maka penghasilan rata-rata Adolfus dalam sekali produksi mencapai 8 juta rupiah.

“Saya bersyukur di masa Pandemi, dengan usaha bata merah, setidaknya saya bisa memenuhi kebutuhan keluarga saya.” Ujarnya.

Bukan tanpa Kendala, Adolfus mengaku Ia sering kewalahan dan mendapat tantangan jika cuaca tidak bersahabat. Hal lainya adalah Adolfus sering mengalami kendala modal untuk mengupah tenaga kerjanya.

Selain itu, alat produksi yang masih manual dan pangsa pasar yang tidak stabil juga sering menjadi kendala dalam usaha bata merah Adolf.

Pria yang juga merupakan aktivis GMNI Nagekeo ini, kemudian berbagi cerita, motivasinya memilih usaha bata merah adalah karena dirinya melihat peluang usaha bata merah memiliki prospek yang bagus kedepannya di tengah geliat pembangunan di kabupaten Nagekeo.

“Nagekeo ini, sedang berkembang. Pembangunan kedepannya akan terus dilakukan, tentunya bata merah juga sangat dibutuhkan.” Terang Adolf, ketika dijumpai media INBISNIS, Jumat (08/10/2021).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *