INBISNIS.ID SUMENEP – Tidak ada alasan bagi puntuk tidak bercocok tanam, karena kodratnya sebagai petani. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan dari seorang petani di Desa Palokloan Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Dengan memanfaatkan lahan tegal dan sawah seluas lebih dari 1 hektar, serta sumber mata air dari Sumur bor dan air tadah hujan, Haji Helmi bersama Saudaranya melakukan uji coba penanaman bibit buah Melon di Dusun Pajagungan Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
Haji Hilmi, petani buah Melon kepada Jurnalis INBISNIS.ID Sumenep menuturkan, karena Ia adalah seorang petani, dan tidak memiliki bidang pekerjaan lain selain bertani, maka Ia melakukan uji coba menanam bibit buah Melon di lahan tegal dan sawah hak miliknya.
“Alasan saya tanam bibit buah Melon, karena saya dan saudara saya memang seorang petani, dan tidak ada pekerjaan lain selain bertani. Sebelumnya, kalau musim hujan tidak ada tanam lain, kecuali hanya menanam padi. Tapi, setelah saya tahu bahwa tanaman buah Melon ini kuat dengan air, jadi saya coba tanam Melon waktu musim hujan. Alhamdulillah berhasil,” tukas Haji Helmi Amin. Rabu (11/5/22).
Haji Helmi mengaku, sudah 2 tahun menanam buah Melon, dan pada pertengahan bulan ini (Mei 2022), akan tanam lagi untuk tahun ketiga. Bahkan saudaranya dari kemarin sudah mulai menanam.
“Alhamdulillah, selama 2 tahun jadi Petani Melon, bisa dikatakan sukses dengan tingkat keberhasilan mencapai 90% (Sembilan puluh persen), dalam satu tahun mampu menanam dan panen raya hingga 3 kali, dengan produktivitas setiap kali panin dapat 3 Kuintal sampai dengan 5 Kuintal, langsung diborong oleh pembeli dari Surabaya, dengan penjualan mencapai harga Rp7.000 sampai Rp8.000 per kilogram,” ungkap Haji Helmi biasa dipanggil.
Lanjut Haji Helmi menjelaskan, untuk membeli bibit, pupuk dan teknis penanaman, serta pemeliharaan tanaman, sampai dengan urusan penjualan, sudah ada teman menangani.
“Untuk pengadaan bibit, saya beli dari kerabat di Desa Banjar barat. Saya yang melaksanakan pembibitan atau penanaman. Untuk teknis pemeliharaan tanaman, saya kerjasama dengan teman dari Surabaya. Biasanya jika ada keluhan, misalnya tanaman diserang hama penyakit, maka saya langsung telpon ke teman di Surabaya agar segera bisa ditangani,” tukasnya.
Selanjutnya Haji Helmi menyampaikan pesan penting yang perlu diperhatikan, jika ada masyarakat yang juga ingin bertani Melon. Harus benar-benar fokus dan memperhatikan pertumbuhan tanamannya setiap hari. Terutama jika ada gejala serangan hama penyakit, harus segera ditangani, sebab jika tidak cepat ditangani, akan terancam gagal panen dan petani tersebut akan mengalami kerugian.
“Penanaman Milon ini tidak ada waktunya, yang penting pembibitannya jadi. Artinya tanaman Melon tidak kenal musim, baik ditanam saat musim hujan ataupun saat musim kemarau. Hanya lahannya harus menyesuaikan. Jika musim kemarau, maka ditanam di sawah juga bisa. Dan kalau musim kemarau harus ditanam di lahan tegal,” ulasnya.
Haji Helmi berencana, pada tahun ini (2022), akan meningkatkan masa tanam. Ia akan tanam Melon sampai 4 kali masa tanam.
“Masa tanam pertama pada bulan Februari kemarin, sudah dipanen Minggu kemarin (Mei 2022). Selanjutnya mulai pertengahan bulan ini masa tanam kedua bulan Mei sampai Juli. Masuk masa tanam ketiga kali, mulai bulan Juli sampai September 2022. Dan jika memungkinkan pertengahan bulan September akan dimulai masa tanam keempat kali. Jadi istirahat pada bulan Desember 2022 sampai awal bulan Februari 2023. Semoga yang direncanakan ini berjalan lancar dan selamat,” imbuhnya berharap.
Adapun metode tanam yang digunakan, Haji Hilmi menuturkan, teknik pembibitan menggunakan media tanam bedengan atau gundukan tanah, bisa ditutup plastik ataupun tidak. Setelah bibit tumbuh baik, lalu ditancapkan belahan bambu dengan panjang kira-kira 120 cm sampai 150 cm. Saat batangnya mulai menjalar, setiap hari penjalarannya kita arahkan, sampai akhirnya muncul kembang yang mana merupakan cikal bakal munculnya buah. Kesehatan tanaman mulai dari batang sampai daun dan buahnya terus kita perhatikan, dengan cara pemupukan sesuai takaran dan petunjuk.
“Untuk menghasilkan buah Melon yang maksimal, maka bibitnya tidak langsung ditanam ditanah, karena cara itu pemborosan lahan. Apalagi jika musim hujan, harus menggunakan panjeran dari belahan bambu tadi,” ujarnya.
Haji Helmi berharap, agar Pemerintah Kabupaten Sumenep, menyediakan pasar khusus penampung buah-buahan hasil panen para Petani Sumenep.
“Karena di Kabupaten Sumenep ini tidak ada pasar khusus menampung hasil panen petani lokal, khususnya tanaman buah-buahan kapasitas besar, sehingga hasil panennya dijual ke kota-kota besar, salah satunya pasar besar yang ada di Surabaya,” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Jika ada yang perlu dibenahi atau disesuaikan tentang berita dan website INBISNIS.ID? Boleh ditulis di kolom komen ya.
Komentar