oleh

Mantan Sopir Truck, Sukses Merintis Usaha Tanaman Unggul

INBISNIS.ID, SEMARANG – Ketekunan dan keuletan menjadi modal utama dalam merintis usaha. Seperti yang dialami oleh Sohirin (30) kini ia mampu menunjukan karyanya dalam merintis usaha bibit tanaman buah unggul.

Pemuda yang biasa disapa Hierint kini tinggal di Ngadirgo Panji kecamatan Mijen Semarang dulunya merupakan mantan sopir truk pasir selama tujuh tahun. Ia sempat berhenti karena pekerjaan kurang menentu, hanya menunggu jadwal panggilan perusahaan untuk memulai bekerja. Kini harus memutuskan untuk beralih profesi menjadi seorang petani yang sukses.

Awalnya ia sempat bingung selama tujuh bulan menganggur dan tidak ada pemasukan. Sedangkan ia harus memenuhi kebutuhan keluarga terutama istrinya Ermy Agil Vina Widiana yang sedang mengandung anak pertama.

Setelah berusaha keras mencari pekerjaan, namun belum satu pun dari perusahaan yang memanggil. Akhirnya ia ditarik untuk membantu merawat dan membudidayakan tanaman milik saudara.

Sohirin yang dulunya tidak punya basic dalam dunia pertanian harus bekerja di bawah tekanan saudara nya yang mempunyai usaha tanaman buah. Setiap hari ia harus bekerja merawat, memupuk, dan membuahkan tanaman milik saudara

Meskipun dengan gaji yang bisa dikatakan kurang dari kata pas, ia lakoni dengan ikhlas. Begitupun ia memang berniat untuk mengambil ilmu pertanian dari saudaranya.

Berkat keuletan dan ketekunanya, ia mampu menguasai apa yang diajarkan selama bekerja sebagai petani. Ia memilih untuk mandiri membuka sendiri tanaman bibit buah unggul

Setelah mendapatkan pengetahuan tentang cara berkebun, ia pun merasa tertarik untuk mencoba membudidayakan sendiri di pekarangan rumah.

Hanya bermodalkan membeli biji alpukat yang tidak digunakan, Ia kumpulkan dari setiap warung minuman jus buah pinggir jalan. Ia harus mondar mandir mencari warung jus untuk diambil biji alpukat yang tidak terpakai. Biasanya biji alpukat kebanyakan dibuang secara cuma cuma.

Namun di tangan hierint ia sulap menjadi barang yang menghasilkan. Biji alpukat yang sudah ia beli dan kumpulkan, biasanya harga perbiji dihargai dua ratus rupiah, kemudian dicuci dan di tanam di pekarangan tanah sampingnya supaya menjadi tanaman.

“Awalnya dimulai dengan mengumpulkan biji alpukat yang tidak dipakai, kemudian saya beli dengan hitungan bijian atau kiloan”. Pungkas nya saat di wawancarai di kediaman rumahnya (8/10/2021)

Hanya bermodalkan satu juta hasil dari kerja dan sales tanaman buah. Ia memanfaatkan lahan kosong samping rumah untuk ditanami biji alpukat. Dari modal satu juta ia mampu menghasilkan sebanyak seribu bibit alpukat dalam polybag.

“modal awal saya hanya satu juta, dan itu menghasilkan seribu tanaman, yang sudah dikurangi untuk membeli pupuk, plastik, dan alat alat lain”. ujarnya

Kemudian dari seribu bibit alpukat setengahnya saya jual dengan rincian per bibitnya 2 ribu perpolybag, dan yang setengahnya lagi ia rawat dan di sambung dengan jenis alpukat yang lebih unggul seperti jenis kendil, alligator, dan miki.

Berkat kesabaran dan semangat nya dalam berkebun. Tanaman yang ia sambung dengan jenis alpukat unggul kini semuanya hasil. Kemudian ia jual dengan harga perbibit nya 20-25 ribu rupiah perbatangnya.

Keuntungan yang sangat fantastis bagi seorang petani kebun milenial. Begitupun ia menjelaskan bahwa hasil dari keuntungan penjualan bibit buah ia putar dengan cara membeli berbagai jenis buah unggul yang lain. Seperti kelengkeng, jeruk, jambu, mangga, sawo raksasa, dan masih banyak lagi.

Ia juga menceritakan awal perjalanan menjadi seorang petani tidak begitu mulus. Ia harus bersitegang dengan salah satu saudara nya dan tidak ada dukungan untuk memanfaatkan lahan kosong yang tidak terpakai, daripada lahan harus menganggur, lebih baik ia gunakan untuk hal yang bermanfaat dengan cara ditanami Bibit tanaman buah. Kemudian perjuangan nya dalam mengumpulkan biji alpukat harus ia lewati dengan panas hujan ia terjang.

Alhasil saat ini ia mampu meraup keuntungan rata rata mencapai 5-6 juta per bulan.

Dikarenakan harga alpukat stagnan. Ia mencoba untuk beralih ke jenis bibit yang lain. Kelengkeng dan sawo raksasa misalnya. Ia beli seharga satu juta satu potnya dengan ukuran 1 meter untuk tanaman sawo. Kemudian ia cangkok setiap rantingnya dan dijual dengan harga 300-400 ribu.

Guna mengembangkan usahanya, ia juga bekerja sama dengan petani lain dalam hal produksi. Ia mengambil produk tanaman hasil cangkok dan okulasi dari petani lain secara partai besar.

Kedepanya selain punya kebun bibit buah, ia ingin membuka kebun khusus pembuahan kelengkeng. Karena selama ini ia dikenal oleh teman temanya sebagai petani buah kelengkeng, dan berharap bisa membuka cabang di tempat lain.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *