INBISNIS.ID, DENPASAR – Pandemi covid-19 telah melumpuhkan berbagai sektor penggerak ekonomi, salah satunya ialah sektor pariwisata.
Bali yang menggantungkan hidupnya dari kunjungan wisatawan macanegara, terpaksa harus gigit jari karena hingga kini pemerintah belum membuka pariwisata Bali untuk wisatawan internasional.
Para pelaku usaha terpaksa atur strategi agar bisa bertahan di masa pandemi. Salah satunya I Kadek Anjas Pajar Sedayu
Pria yang akrab disapa Ujik ini salah satu pelaku usaha yang ada di Bali. Ia memiliki toko busana Adat Bali dengan nama LiU Collection yang beralamat di Jalan Raya Batubulan, Canggu, bali.
Kepada INBISNIS, Ujik menyampaikan bahwa saat ini dirinya tidak lagi memikirkan untung dan rugi, melainkan bagaimana caranya agar masih bisa bertahan di tengah pandemi saja sudah membuatnya bersyukur.
“Di masa pandemi ini kita tidak lagi ada untung atau rugi, yang ada hanya satu yaitu bertahan walaupun secara perputaran ekonomi itu ada melambat dan terjadi penurunan, inipun terjadi dalam semua lini di masa pandemi seperti sekarang,” katanya (11/4).
Dalam situasi seperti ini tentunya para pengusaha melakukan strategi untuk tetap mempertahankan usaha miliknya. Ujik juga mempunyai strategi untuk tetap bertahan saat pandemi seperti sekarang, contohnya Ia mulai bermintra dengan Bank Daerah.
“Tentunya ada beberapa strategi yang kita lakukan dalam pandemi ini, mulai dari bermitra dengan Bank daerah yang menudukung UMKM, mengurangi jumlah produksi, yang penting tetap bisa menggerakan perekonomian meskipun melambat, serta tetap bisa membantu mulai dari pengerajin, tukang jahit, karyawan toko dan tetap bisa melakukan aktifitas jual-beli,” tandasnya.
Bali merupakan provinsi yang paling mendapat pukulan telak pandemi Covid. Sulitnya lapangan kerja di Bali akibat banyaknya pelaku usaha yang tutup karena tidak adanya kunjungan wisatawan.
Komentar