Yayasan Jimbaran Hijau kembali menggelar Jimbaran Festival (Jimbafest) yang berada di Jimbaran Hub, kegiatan ini dimulai selama 2 hari dari tanggal 1 Oktober hingga, 2 Oktober 2022. Mengusung tema ‘The First Inclusive City Festival’ yang dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengkolaborasikan pemikiran dan juga terobosan ide-ide cemerlang di sejumlah komunitas yang ada, salah satunya penanganan sampah yang dimana akan menjadi momok yang menakutkan dan bisa menjadi bom waktu apabila tidak ada penanganan yang serius dari pemerintah dan juga masyarakat. Sabtu, (1/10).
Saat INBISNIS.ID menyambangi kegiatan ini sempat berbincang dengan Ni Luh Gede Sri Mediastuti.SE. Dari Banjar Segara, selaku anggota DPRD Kabupaten Badung, Kecamatan Kuta dari fraksi Golkar, Komisi IV ( kesejahteraan Sosial) yang Meliputi bidang-bidang ketenagakerjaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, Kepemudaan dan olah raga, agama, kebudayaan, social, kesehatan dan keluarga Berencana, peranan wanita, transmigrasi, perpustakaan dan pemberdayaan masyarakat. Ia menuturkan untuk permasalahan sampah di kabupaten badung sampai saat ini sudah sangat memadai namun belum optimal, ini dikarenakan sudah ada penanganan Tempat Penampungan Sementara Reduce, Reuse, Recycle atau (TPS-3R) yang berada di Seminyak Clean yang bekerja sama dengan Bumi Lestari, namun masih di dalam lingkungan Banjar Segara sampai saat ini, yang dimana telah mendidik kelompok-kelompok yang bekerja untuk mengambil sampah dari rumah ke rumah.
Namun sampai saat ini sangat disayangkan karena di Kecamatan Kuta sampai saat ini belum ada Satupun TPS yang disediakan, sehingga hal ini juga dilakukan terobosan pembuangan sampah-sampah ini di TPS-3R di daerah Seminyak yang dimana akan memberikan solusi pengelolaan sampah yang bisa menjadi barang bernilai ekonomis tinggi, perlu diketahui bahwa Kabupaten Badung bisa menghasilkan sampah per hari bisa mencapai 20 ton.
“Kami berharap dan menghimbau agar pemerintah Kabupaten Badung dan setiap Stakeholder yang berkepentingan untuk penanganan sampah betul-betul harus lebih serius menanggapi hal ini, karena kita tahu bahwa pulau Dewata saat ini adalah tuan rumah kegiatan Internasional G20 dimana sorot mata seluruh dunia tertuju ke arahnya”. Ujar Ibu Luh sapaan akrabnya.
Tambahnya, “Bali adalah icon pariwisata Indonesia di dunia Internasional apabila tidak mengambil kebijakan yang mutakhir untuk penanganan sampah ini akan berakibat fatal kedepannya, kami sudah menemukan solusi penanganan sampah dimana sampah-sampah residu atau sampah yang tidak bisa didaur ulang dan diolah ini bisa diselesaikan tanpa masalah dan juga menghasilkan produk nilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan, seperti papan, balok, genteng dan media pahat karya seni yang dinamakan Mesin Daur Ulang (DALANG) Monster, namun kami berharap agar pemerintah dan juga masyarakat dapat memberikan dukungan. Ujarnya.
Lebih jauh dia menuturkan, “Apabila di setiap banjar di Kabupaten Badung dapat memiliki Mesin Daur Ulang Ini, saya yakin masalah sampah di seluruh Kabupaten Badung dapat Terselesaikan dengan optimal dan ini juga bisa membuka peluang usaha yang baru bagi warga sekitar, celoteh ketua KPPG yang membawahi 35 anggota perempuan di Kabupaten Badung.
Pentingnya memberikan edukasi masalah pemilahan sampah rumah tangga ini akan terus dijalankan agar semua ikut terlibat menyelesaikan masalah. Dan juga memberikan solusi adanya Bank sampah yang dimana akan memberikan tambahan pendapatan masyarakat bahwa sampah ini bisa dijual seperti botol plastik, botol kaca dan juga kardus yang memiliki nilai jual.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar