INBISNIS.ID, BADUNG – Umat Hindu Bali merayakan Galungan dan Kuningan di tengah pandemi Covid 19, yang jatuh pada Rabu (10/11/21).
Meski dalam suasana pandemi namun bukan berarti mengurangi semangat warga Bali. Salah satu yang selalu kita temui adalah Penjor yang selalu mewarnai Pulau Dewata, Bali ketika hari Suci Umat Hindu tiba.
Namun, setelah adanya pandemi Covid 19, rupanya pernak-pernik Penjor yang biasanya berjejer rapi di depan rumah warga, nampak tak terlihat lagi, dan warga Bali khususnya umat Hindu lebih memilih pasang Penjor dalam bentuk sederhana.
Bukan tanpa dasar, faktor pandemi Covid 19 membuat warga Bali merayakan Galungan dan Kuningan dalam bentuk sederhana. Hal ini diungkapkan oleh dr Bagus, pada Selasa (9/11/2121).
“Jika pada pandemi ini penjor yang dibuat sederhana tidaklah menjadi permasalahan, asalkan kelengkapan penjor lengkap,” ujar Bagus
Dijelas Bagus, dalam perayaan Galungan, Penjor adalah bambu yang melengkung panjang yang dihiasi rangkaian janur.
“Penjor adalah bambu yang melengkung panjang yang dihiasi rangkaian janur. Selain itu, penjor juga dilengkapi dengan beberapa hasil bumi seperti kelapa, padi, pisang, dedaunan dan lainnya”, ungkapnya
Lanjut dr Bagus, Penjor simbol keagungan atas kemenangan, Darma atau kebaikan melawan adharma atau keburukan. Maka, umat hindu pada saat hari raya Galungan dan kuningan diwajibkan untuk memasang Penjor di depan Rumah.
“Penjor ini simbol dari keagungan atas kemenangan, dharma atau kebaikan melawan adharma atau keburukan. Penjor wajib ada di setiap rumah jika hari raya Galungan,” ungkapnya
“Itu adalah simbol kekuatan atas kemenangan dharma melawan adharma, kebaikan melawan keburukan,” tutup Bagus.
Komentar