INBISNIS.ID, RUTENG – Universitas Katolik Indonesia, Santu Paulus (Unika St. Paulus) Ruteng melakukan penjajakan dengan pemerintah Amerika Serikat melalui Konsulat USA di Surabaya untuk melakukan pertukaran dosen dan mahasiswa.
Hal dikemukakan oleh Dr. Ans Prawati Yuliantari, M. Hum, selaku ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) dan Kerja sama Unika St. Paulus Ruteng dalam kegiatan Webinar Nasional, pada Selasa (02/102021).
Menurutnya, kerja sama lintas negara dan benua seperti ini menjadi keuntungan besar bagi pengembangan dan peningkatan mutu dan kapasitas kampus Unika St. Paulus Ruteng, yang merupakan salah satu kampus swasta terbaik di NTT.
Dengan adanya kerja sama ini, lanjutnya, peluang dunia kerja antara negara menjadi terbuka lebar.
“Orang-orang Manggarai Raya khususnya dan NTT umumnya, bisa belajar dan bekerja di negara lain, dengan catatan, sumber daya manusia harus dipersiapkan dulu secara baik,” ujarnya.
Penjajakan pertukaran dosen dan mahasiswa Manggarai dengan pemerintah USA ini merupakan salah satu pintu masuk untuk pengembangan SDM yang kompeten dan kompetitif.
Sementara itu, ketua Panitia penyelenggara kegiatan sekaligus moderator webinar nasional, Dr. Mantovani Tapung, S. Fil., M.Pd., memberi landasan tentang penjajakan kerja sama pertukaran mahasiswa dan dosen dengan pemerintahan USA.
Menurut Mantovanny, salah satu tuntutan keterampilan belajar abad 21 adalah keterampilan sosial yang tampak pada kegiatan kolaborasi dan komunikasi.
lanjutnya, kerja sama dengan negara lain merupakan bagian dari memenuhi tuntutan adanya keterampilan sosial ini. Dengan berkolaborasi, membangun jejaring dan berkomunikasi dengan pihak lain membuat wawasan kita menjadi lebih luas dan peluang untuk bisa bertahan hidup menjadi lebih terbuka.
“Sebagai wilayah yang sedang berkembang dan terus berkembang, Mangarai atau NTT sangat membutuhkan kerja sama dengan negara lain yang sudah maju. Dari mereka kita akan belajar banyak tentang banyak hal. Jika kerja sama ini bersama, dosen dan mahasiswa yang bisa belajar di Amerika nanti akan pulang dengan banyak pengetahuan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan di daerah,” jelas Mantovanny.
Karena itu, Dr. Mantovanny mengatakan semua pihak, perguruan tinggi di NTT, pemerintah daerah dan masyarakat untuk terbuka dan berikhtiar menjalin kerja sama dengan negara lain, salah satunya mendukungan kegiatan pertukaran mahasiswa ini.
Diketahui, yang menjadi narasumber dari Webinar Nasional ini, yakni Puguh B. Susetiyo, yang merupakan Cultural Affairs Assistant US Consulate General Surabaya dan Ambarizky Trinugraheni, selaku Education USA Advisor. Sementara para pesertanya adalah dosen, mahasiswa, guru dan para pelajaran SMA.
(Hendratias Iren/SBN)
Komentar