oleh

Distan Nagekeo Bersama IPB Center Identifikasi Fenomena Ulat di Saluran Irigasi Mbay

INBISNIS.ID-NAGEKEO, Fenomena munculnya ulat-ulat yang bertebaran di saluran Irigasi Irigasi Mbay, tepatnya di Pintu Air KM II.4 Kanan, desa marapokot mendapat perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemda Nagekeo melalui Dinas Pertanian kabupaten Nagekeo melakukan Identifikasi cepat tentang Fenomena Ulat yang tiba-tiba muncul dalam jumlah banyak dan meresahkan petani.

Oliva Monika Mogi, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian kabupaten Nagekeo menjelaskan bahwa, pihaknya telah melakukan identifikasi cepat, bersama dengan Tim Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Sekolah Tinggi Pertanian (Stiper) Bajawa.

Hasil Identifikasi cepat Dinas Pertanian kabupaten Nagekeo ulat tersebut merupakan Family Spingidae jenis baru, sejenis ulat tanduk tembakau. Munculnya ulat-ulat tersebut akibat fenomena alam yang disebabkan oleh penutupan air di pintu air KM I Tengah.

“Dampak tutup air, dimana lahan sawah yang ada, setelah panen palawija ditumbuhi gulma jenis legum dan perdu sebagai inang ulat-ulat itu. kemudian ulat-ulat itu migrasi dari lahan yg berada di didepannya yang sudah mulai lakukan pengolahan lahan, mulai dibajak, sehingga terjadi ancaman pada inang (gulma) ulat-ulat tersebut berpindah dan menetap di genangan air pada saluran” Papar Kadistan Nagekeo.

Oliva menjelaskan kesimpulan sementara hasil identifikasi oleh Dinas Pertanian dan Tim, ulat-ulat tersebut tidak merusak tanaman petani, selain jenis daun ubi jalar dan tanaman lunak sejenisnya.

“Untuk sementara ulat-ulat itu, tidak menyerang tanaman yg tumbuh disekitar lahan, seperti padi, jagung, atau pisang, hanya menyukai daun ubi jalar. Kita masih menunggu hasil kesimpulan resmi penelitian laboratorium teman-teman dari IPB. Nanti baru kita sampaikan lagi,” Jelasnya.

Sebagai upaya pengendalian, Kadis Pertanian kabupaten Nagekeo menyarankan masyarakat untuk melakukan sanitasi atau pembersihan lahan. Selain itu, Sebagai langkah alternatif petani bisa mengaplikasikan pengendalian dengan melakukan penyemprotan Insektisida.

“Kita sempat dicoba dengan insektisida ziban dan ampuh mematikan, itu alternatif terakhir untuk pengendalian. untuk sekarang bersama PPL menggerakkan petani untuk lakukan sanitasi lahan dan saluran serta minta bantua petugas air untuk buka air sehingga ulat bisa tersapu air ke pembuangan akhir,” Urai Oliva yang dikutip INBISNIS.ID, Via Percakapan What’s App, Kamis (30/12/2021).

(Petrus Fua Betu Tenda/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *