oleh

Unik! Rumah Makan Ini Ada di Tengah Hutan

INBISNIS.ID, SEMARANG – Berawal mengantarkan anak putranya untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren. Menjadi jalan Mohammad Benyamin warga kampung Ceriping RW 03 Salam Kerep Gondoriyo Semarang kini berhasil membuka warungan makanan di tengah hutan bersama warga setempat.

Usaha warungan di tengah hutan menjadi daya tarik warga setempat karena selain unik, juga mempunyai suasana yang sejuk untuk bersantai bersama teman bahkan keluarga.

Tersedia berbagai banyak menu makanan dan minuman yang sudah siap bagi para pengunjung yang ingin memesanya.

Ketua paguyuban warung tengah alas Moh. Benyamin mengatakan usaha warungan ini berdiri sejak 2014, saat itu keadaan masih sepi dan jarang sekali orang yang lewat karena tidak ada lampu,

“warungan tengah alas ini sudah ada sejak 2014, awalnya hanya 2 orang saja, saya buka es kelapa muda, dan teman saya buka makanan ringan.” Katanya Sabtu, (13/11).

Namun usaha warung tengah alas saat ini mulai dikenal warga pada awal 2018, akan tetapi sangat rame ketika awal pandemi 2019.

Ia juga menceritakan bahwa  usaha warungan yang dijalankan kini sebelumnya atas inisiatif dari seorang kiai saat mengantarkan anaknya menempuh pendidikan di ponpes.

Saat itu Mohammad Benyamin jarang pulang karena sibuk dengan pekerjaanya sebagai sopir travel. Apalagi jarang ada kabar karena saat itu ia tidak punya Handphone untuk mengabari keluarga, begitupun misalnya pulang kerumah hanya sebentar dan waktunya pun seringnya malam.

Setelah mendapat masukan dari seorang kiai, awalnya ia belum paham terkait ucapan yang dikatakan. Namun tetap saja ia lakukan apa maksud perkataan yang di lontarkan pada dirinya.

“Kiainya bilang ya udah jangan sering nyopir dijalan terus, lebih baik dirumah saja , trus ngapain abah, jawabnya, ya udah jualan air.” Ungkapnya

Dalam jangka setahun, ia selalu memikirkan ucapan dari kiai tersebut terkait jualan air. Karena selama ini ia hanya berpengalaman sebagai sopir travel saja.

Tahun 2014 ia mengawali buka usaha es kelapa muda di pinggir hutan yang masih belantara dan jarang dilalui oleh orang, serta pengendara motor atau mobil yang lewat. Apalagi belum ada penerangan lampu jalan.

“penjualan hanya mengandalkan orang lewat saja sama warga sekitar, untuk bisa bertahan hidup saja sudah bersyukur”. Ungkapnya.

Berjarak 4 tahun, penjualan es kelapa muda sudah mulai rame, kemudian sebagian  warga sekitar pun  ada yang bergabung untuk membuka usaha di tengah hutan

Lebih lanjut karena keadaan usaha warung sudah mulai rame dan banyak pendatang. Ia  di datangi oleh petugas dinas perhutani terkait dengan usaha tersebut.

Pasalnya ia tidak mempunyai surat ijin resmi dalam mendirikan usaha yang berada di kompleks perhutani. Saat ini masih dalam pengajuan Dikarenakan sudah rame, maka diajak kerjasama dengan dibentuk LMDH.

“Secara ijin resmi belum ada, namun masih mengajukan namun sudah punya SK kups yang menerbitkan kelurahan, sekarang masih proses, kedepan targetnya bekerjasama antara PKL.

LMDH sendiri artinya lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya.

“Saat itu kan tidak diperhatikan oleh perhutani, kemudian kelihatan masanya sudah semakin banyak baru ngeklime kok banyak warung di pinggir jalan yang berhutan, akhirnya kita berkoordinasi dengan pak mantrinya sebagai salah satu syarat harus dihidupakn lmdh.” Ungkapnya

Program yang akan dilakukan kedepan selain usaha warungan saat ini, yaitu membuka peternakan dan perikanan.

“Peternakan nanti lele, pertanianya nanti porang, sudah ada 2,5 hektar dan perdagangan seperti makannan saat ini. Lewat kelompok usaha petani social”, katanya.

Tujuan dibuka ini karena masyarakat sudah didik oleh perhutani  untuk mensejahterkan, dengan syarat memanfaatkan lahan tanpa merusak lingkungan. Sekaligus merawat tanaman hutan

Kemudian ia namakan usaha ini sebagai kelompok warung orang sakti, KUPS nya pun diberi nama Sumber Urip, yang berada di Sobo Alas.

Ia juga mengungkapkan sudah banyak sekali para tokoh masyarakat, politikus, untuk menjajal singgah di tempat warungan tengah hutan sini.

Harapan kedepan dari pihak pemerintah memberi bimbingan supaya warga lebih maju, dengan adanya pelatihan pelatihan khusus.

Dafi salah satu pengunjung dari kota semarang mengungkapkan kuliner warungan yang berada di tengah hutan ini sangat cocok untuk tempat santai, juga bisa untuk berkumpul keluarga, karena ditempat ini juga menyediakan gazebo untuk para pengunjung.

“tempatnya bagus, dan suasananya santai, apalagi gazebo untuk tempat kumpul sambil minum kopi hangat. Apalagi harganya makanan cukup murah” cletuknya.

(Adimungkas E/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *