oleh

Rangkuman Pasar: IHSG & FTM Bergerak Lincah Kala Pasar Kripto Gundah

INBISNIS.ID, BALI – Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak lincah di hari kedua perdagangan tahun 2022. Sayangnya, gerak aset kripto masih gitu-gitu aja meski ada satu koin yang manggung banget hari ini! Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!

Sepi Sentimen, IHSG Masih Tampil Keren

IHSG menutup sesi perdagangan Selasa, (4/1) di level 6.692,28 poin alias menguat 0,45% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Performa IHSG sukses mentereng meski tidak ada sentimen positif yang benar-benar bikin sang indeks domestik injak pedal gas.
Dari dalam negeri, paling sentimen yang mempengaruhi pelaku pasar hari ini adalah perilisan inflasi 2021. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun lalu meningkat 1,87% secara tahunan atau di bawah target bank sentral 3% plus minus 1%. Meski demikian, angka tersebut lebih baik dibanding inflasi 2020 sebesar 1,68%, sehingga ada indikasi bahwa daya beli masyarakat Indonesia mulai membaik.
Kemudian, sentimen positif utama dari luar negeri adalah membaiknya selera investor untuk berburu cuan di pasar modal. Hal ini tercermin dari penguatan nilai indeks saham di berbagai belahan dunia.
Nilai Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500, misalnya, masing-masing menguat 0,68% dan 0,64% pada sesi perdagangan kemarin. Bursa saham di kawasan Asia pun tak mau kalah. indeks Nikkei 225, contohnya, sukses mendaki 1,77% disusul oleh indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng yang masing-masing manjat 0,015% dan 0,065% pada sesi perdagangan hari ini.
Meski minim sentimen, nilai IHSG sejatinya sempat menyentuh level 6.720,65 di pertengahan sesi perdagangan. Hanya saja, nialinya kembali melorot ke kisaran 6.600-an akibat kekhawatiran investor terhadap penyebaran varian COVID-19 Omicron.
Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan bahwa kasus COVID-19 sudah melonjak 11% dibanding pekan lalu. Bahkan, badan kesehatan dunia itu juga menyebut bahwa dominasi varian Omicron telah mengalahkan eksistensi varian seniornya, Delta.
Di Indonesia, kasus harian baru COVID-19 kini sudah naik kembali menjadi 299 kasus baru. Maraknya penyebarang Omicron di dalam negeri sampai bikin DKI Jakarta menaikkan kembali status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 2.

IHSG Subur, Saham BUKA Meluncur

Meski IHSG betah nangkring di zona hijau pada hari ini, investor asing justru mencetak nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp546,63 miliar.
Mereka terpantau ramai-ramai melego saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) sebesar Rp511,17 miliar dan saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) sebanyak Rp42,2 miliar. Tidak ketinggalan, mereka juga “cuci gudang” saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencapai Rp26,5 miliar.
Kendati demikian, investor asing ternyata juga getol mengoleksi saham-saham berkapitalisasi jumbo. Mereka terlihat asik mengakumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp113 miliar dan sukses bikin nilai saham BBCA naik 1,02% ke level Ro7.400 per saham.
Selain itu, mereka juga memborong saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp84,7 miliar dan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) Tbk sebanyak Rp78,7 miliar.
Namun, status bintang utama perdagangan hari ini tersemat di PT Bukalapak Tbk (BUKA). Nilai sahamnya melejit 17,92% dan ngaso di level Rp500 per saham secara mendadak. Hal ini terjadi setelah perseroan bersama Grup Salim berniat masuk ke dalam gelaran rights issue bank mini PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Gerak BUKA yang gesit sukses menjadikannya sebagai salah sati saham top gainers hari ini, bersamaan dengan saham PT Ace Oldfield Tbk (KUAS) dan saham PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) yang masing-masing juga terbang 26,03% dan 20%.

Pasar Kripto Masih Bikin Investor Gigit Jari

Kala IHSG berkinerja apik di tengah minim sentimen, pasar kripto masih saja bikin investor senewen. Melansir Coinmarketcap pukul 17.26 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo masih terjebak di zona merah dalam sehari terakhir.
Nilai sang raja aset kripto, Bitcoin (BTC) kini bertengger di US$46.409,34 per keping atau amblas 1,54% dalam sehari terakhir. Nasib serupa juga dialami pesaing terdekatnya, Ether (ETH), yang nilainya turun 0,99% ke US$3.777,5 per keping di waktu yang sama.
Bitcoin nampaknya masih didera aksi jual parah sejak akhir tahun. Salah satu pemicunya adalah aksi otoritas China yang melarang warganya untuk melakukan aktivitas kripto di platfrom exchange asal negara tirai bambu tersebut mulai 31 Desember 2021 silam. Selain itu, data berbagai analisis on-chain menunjukkan bahwa bandar Bitcoin, alias whales, pun ikut membuang keping-keping BTC-nya sejak awal tahun.
Padahal, banyak angin segar yang sejatinya bisa “mendinginkan” investor BTC pada hari ini. Mantan ibu negara AS Melania Trump mengucapkan selamat atas hari jadi ke-13 blok pertama (genesis) Bitcoin. Selain itu, bank top Itali Banca Generali juga akan memungkinkan sekitar 300.000 nasabahnya untuk membeli dan HODL-ing BTC di tahun ini.
Sentimen positif pun sejatinya juga mengerubungi ETH. Chief Product Officer platform kripto terbesar AS Coinbase Surojit Chatterjee mengatakan bahwa skalabilitas transaksi jaringan Ethereum akan membaik di 2022.
Kabar baik juga sejatinya menyerbu Cardano. Pada hari ini, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) pertama yang “benar-benar bisa digunakan” telah meluncur di atas jaringan tersebut hari ini.
Selain itu, firma analis kripto Santiment juga mengatakan bahwa Cardano menjadi proyek kripto paling berkembang sepanjang 2021. Sayang, seluruh sentimen positif itu gagal mengangkat harga ADA. Sore ini, nilai ADA melemah 2,37% dalam sehari terakhir berbarengan dengan koin “Ethereum Killer” lain yakni Solana (SOL) dan Avalanche (AVAX) yang ikut jeblok masing-masing 2,9% dan 4,1%.
Di tengah pasar kripto yang merah bak kebakaran, setidaknya Fantom (FTM) berhasil mencuri perhatian pada sore ini lantaran nilainya melonjak 16,5% dalam sehari terakhir.
Nilai Fantom melonjak setelah komunitas kripto memandang jaringan blockchain layer-1 tersebut digadang sebagai alternatif Ethereum, yang saat ini didera mahalnya biaya transaksi dan leletnya proses transaksi. Popularitas Fantom pun tercermin dari address aktif hariannya yang mencapai 2.235 pada Senin (3/1) alias naik dari 1.000 di pertengahan Desember menurut data firma analisis kripto Santiment.
Sentimen yang sama juga melanda Harmony (ONE), yang nilainya naik 9,05% di waktu yang sama.

Sumber : pluang.com
(FERY FADLY/Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *