INBISNIS.ID, BALI – Anggota DPD asal Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa, biasa disapa Arya Wedakarna mendatangi SMP Negeri 5 Denpasar pada Jumat, 18 Oktober 2022. Kehadiran pria yang juga biasa disapa AWK ke Sekolah tersebut dalam rangka ikut serta menyelesaikan kisruh pasca demo penolakan para siswa terhadap Kepala Sekolahnya, Dr. Putu Eka Juliana Jaya yang baru 3 bulan menjabat di sekolah ini pada Kamis, 20 Oktober 2022 lalu.
“Tadi saya sudah datang ke kelas-kelas langsung ketemu dengan hampir semua adik-adik di kelas dan menanyakan masalahnya apa? Dan sudah ada beberapa catatan tadi. Jadi pertama memang kami mendengar secara langsung pengakuan dari siswa memang terdapat pro-kontra. Dan ini sudah kita inventaris ya. Kemudian yang kedua, kedatangan kita kesini menegaskan bahwa mari kita jaga nama sekolah. Dan tiang minta anak-anak didik itu apalagi dibawah umur ya, dibawah perundang-undangan, anak itu jangan sampai diikutkan dalam politik sekolah karena sudah ada salurannya. Misalkan, kalau tidak suka dengan guru, ada kesalahan dinilai tidak baik Kepala Sekolah salurannya adalah Dinas kan begitu,” urai Wedakarna.
Menjawab wartawan, apakah ada motor penggerak di belakang demo? “Kalau dari saya, kalau motor penggerak pasti ada tapi masih dugaan-dugaan ya. Ya dugaan tapi menurut tiang kan karena kalau kita lihat misalkan ada titik kumpul anak, ada poster-poster. Nah ini kan ga mungkin anak SMP sudah berani kalau tidak dapat izin. Nah tadi juga saya dapat masukan di salah satu anak bahwa mereka ini membanding-bandingkan dari Kepala Sekolah sekarang dengan yang terdahulu. Jadi ini tapi saya paham dalam artian sekarang. Besok kebetulan Dinas akan rapat. Dinas mohon dengar 2 arah yang adil kan? Selama ini kan kita dengar hanya di Medsos ya nanti nike. Yang kedua, rekomendasi saya dalam artian kalau pun kepala sekolah ini nanti diganti tetap harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Misalnya ada batas minimalnya, tapi ada solusi tadi saya sudah adakan musyawarah mufakat, harus ada nanti dari setelah dari hasil investigasi Dinas, saya minta mereka untuk Kepala Sekolah, kalau sudah sehat gimana ya dateng ngulat sarire, guyub minta maaf berjanji memperbaiki, tapi kalau sekali lagi ga terjadi ya udah tapi ga elok termasuk tadi ini mungkin belum pernah terjadi di Bali bahwa si anak-anak ini yang mungkin ikut demo macem-macem terutama aktor-aktor intelektualnya itu menurut saya harus dibina. Harus diberikan teguran nanti. Diproses oleh Dinas ya, karena nanti, jika nanti ini dibiarkan seluruh Bali akan meniru. Namanya orang suka ga suka sama pemilik sekolah kan biasa saja, jadi ini kondusif dulu,” tutup AWK.
Di lain pihak, Kepala Dinas PPO Kota Denpasar, A.A. Gede Wiratama, menjawab wartawan menjelaskan,” Selaku Kadisdikpora Kota Denpasar, kita lihat ini hanya mispersepsi saja dan komunikasi yang tersumbat. Jadi nanti Kepsek kita bina, dan Wakasek kita bina. Guru juga. Jadi semuanya kita bina. Besok kita panggil untuk pembinaan,” ujarnya.
“Setelah itu kita baru bina siswanya, jangan ikut-ikut demo lah. Saya pusing ini. Saya baru jadi Kepala Dinas dinas langsung pusing ini karena Demo,” lanjutnya.
Saat ditanya, apakah nanti Kepseknya diganti apabila tidak ada jalan keluar, Ia katakan,” terkait apakah diganti, ya Kita lihat nanti dalam perjalanannya. Apakah mau berubah atau tidak. Kita punya tim untuk menelusuri dan memantau,” jelasnya.
Hal senada disampaikan beberapa rekan guru SMP Negeri 5 Denpasar yang enggan namanya disebutkan di media massa. Mereka menjelaskan ketidaktahuan akar permasalahan sesungguhnya yang terjadi atas tuntutan para siswa menolak Kepala Sekolah Dr. Putu Eka Juliana Jaya melanjutkan kepemimpinannya di sekolah tersebut.
“Kita sebagai guru apa yang menjadi Tupoksi kita, itu aja kita jalankan. Jangan sampai anak-anak menjadi korban. Jadi tugas kita adalah selain mengajar juga mendidik,” ucap salah satu guru yang enggan namanya disebutkan.
“Jadi menurut saya, kita sebagai guru dengan peristiwa kemarin dijadikan pembelajaran. Kedepan kita punya komitmen bahwa SMP 5 adalah milik kita. Siapa lagi kalau bukan guru yang akan mengangkat anak-anak kita. Tentunya dari peristiwa kemarin kita ingin supaya tidak terulang kembali,” harapnya.
Ditanya apa yang menjadi awal terjadinya demo ini, Ia katakan,” Kami tidak tahu persis apa masalahnya. Waktu itu, kami mendampingi BKSDM ada kegiatan workshop untuk menyusun SKP. Kami semua di dalam ruangan mendampingi bapak yang dari BKSDM. Tiba-tiba di luar ramai. Kami pikir itu karena gembira anak-anak dapat juara. Ternyata mereka sedang melakukan demo,” jelasnya.
Pihaknya pun menyanggah apa yang diviralkan oleh salah satu media sesungguhnya tidak demikian faktanya. “Di beritanya itu mengatakan murid dibiarkan di luar, Guru-guru dipanggil oleh Kepala Sekolah sebenarnya tidak benar,” sanggahnya.
“Dari hari kemarin kita itu memang sedang persiapkan SKP yang akan dikumpulkan pada tanggal 21 Oktober, jadi ibu itu (kepala sekolah, red) mengkoordinir gurunya, kita mengambil narasumber dari luar yang mana itu mantan Kepala Sekolah di sini,” lanjutnya.
“Jadi gurunya dikasih duduk di ruang guru. Bukan dipanggil karena kepentingan Kepsek, ini kepentingan guru karena akan membuat SKP itu sebelum kejadian,” sebutnya.
“Indikasi masalahnya kami tidak tahu. Untuk kondisi saat ini sudah kembali normal. Saat ini kami saling menyadarkan diri, kita saling memaafkan,” tutupnya.
Sementara, Dr. Togar Situmorang selaku kuasa hukum Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar, Dr. Putu Eka Juliana Jaya yang didemo pada saat itu mendengarkan langsung bagaimana penggalian fakta yang dilakukan Senator AWK sangat bijaksana dan seluruh saran beliau semoga bisa diikuti pihak siswa juga guru dan pihak Dinas Pendidikan, dimana, hal tersebut jangan sampai terulang kembali Demo dengan melibatkan anak-anak yang masih dibawah umur. Ini jelas ada dugaan pelanggaran hukum dan setuju untuk dicari otak yang memerintahkan dan menggerakkan Demo tersebut.
Apalagi bisa muncul di youtube atau Medsos sampai ada siswa kerauhan juga ada spanduk. Itu jelas sudah ada perencanaan matang. Dan saat ditanya kepada siswa OSIS tersebut, ia menyebut satu nama untuk menggantikan Dr. Putu Eka Juliani Jaya sehingga AWK meminta internal SMP 5 menggelar rapat supaya orang yang terlibat dibuat efek jera dan tidak menjadi bahan acuan siswa di sekolah lain kedepannya melakukan hal yang sama dalam menyikapi permasalahan sekolah masing masing terutama di Kota Denpasar. Ini jelas akan mencoreng dunia pendidikan.
Dr. Togar Situmorang mengatakan sebagai Kuasa Hukum Kepsek Dr. Putu Eka Juliani Jaya sangat mendukung Langkah dan Saran, serta masukan dari Senator AWK tersebut, baik ditinjau dari sudut pandang Etika maupun Hukum terhadap Terduga Provokator dan siswa yang kelasnya tidak tertib dan terlibat Demo.
“Semoga pihak Dinas Pendidikan Kota Denpasar bisa melaksanakan amanat AWK dalam rapat yang dilaksanakan Sabtu, 29 Oktober 2022, di mana AWK meminta semua pihak di internal SMP 5 agar mengungkapkan fakta sesungguhnya tanpa ada rasa takut. Dengan demikian, persoalan ini menjadi terang benderang dan tidak saling menyalahkan. Karena ini terjadi akibat miskomunikasi dan mispersepsi,” ujar Advokat Kondang Dr. Togar Situmorang.
“Semoga peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Kita wajib menjaga wilayah tetap kondusif apalagi KTT Presidensi G20 sudah didepan mata jangan mencoreng wajah BALI dengan perilaku dan hal tidak kondusif di mata pemimpin Dunia,” tutup Dr. Togar Situmorang yang memiliki kantor di Jalan Raya Banjar Gumecik, Gang Melati Nomor 8, By Pass Prof. IB Mantra Ketewel Gianyar Bali dan Jalan Pejaten Raya Nomor 78, Rt 006/Rw 05, Kelurahan Pejaten Barat, Jakarta serta Jalan Terusan Jakarta Nomor 181 Ruko Harmoni Kav. 18, Antapani Bandung.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar