INBISNIS.ID, DENPASAR – Berbagai upaya dilakukan permerintah untuk mengatasi pemulihan ekonomi masa pandemi. Pada 11 Februari 2022 lalu, Pemerintah Daerah Provinsi Bali, melalui surat Gubernur Bali kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang usulan perpanjangan kebijakan relaksasi kredit bagi debitur terdampak Covid-19.
Menanggapi hal ini dalam sesi ngobrol santai wartawan inbisnis.id di kantor KADIN pada 22 februari, Made Ariandi selaku Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) menyatakan mendukung langkah-langkah pemerintah daerah dalam menanggapi kendala pengusaha Bali yang terdampak Covid-19 dalam situasi ekonomi Bali yang mengalami kontraksi selama 2 tahun terakhir.
Bersamaan dengan dilayangkan surat Gubernur Bali, Hal ini diharapkan dapat menjadi perhatian lebih bagi Pemerintah Pusat Republik Indonesia mengingat Bali sebagai pintu masuk dan kiblat dunia Internasional terhadap Indonesia.
“Saya sangat mendukung upaya pemerintah, ini merupakan salah satu bentuk hadirnya pemerintah ditengah situasi ekonomi Global terkhusus Bali yang sedang mengalami kontraksi apalagi kita akan bergerak maju dengan spirit juang teman-teman pengusaha bali untuk bangkit menuju situasi prapandemi,” ungkapnya.
Made Ariandi juga mengungkapkan bahwa selain dalam bentuk surat Gubernur Bali kepada OJK, pemerintah pusat serta daerah sudah sangat baik dalam menangani kasus Covid-19. Hal ini berdampak pada tingkat kepercayaan dunia luar terhadap Indonesia terkhusus Bali, terbukti dengan akan diadakannya event bertaraf internasional G20 dikawasan Nusa Dua yang rencananya akan berlangsung pada November 2022, maka upaya upaya yang dilakukan pemerintah saat ini sudah sangat memihak, dalam hal para pengusaha Bali juga perlu merelaksasi kredit dalam persiapannya sebagai tuan rumah G20.
“Selama 2 tahun ini pembebanan sudah menumpuk, nah disini yang menjadi bahan perhatian kita semua, misalkan bulan Maret buka border, kami optimis tingkat kunjungan Bali meningkat, ini butuh waktu 6 bulan bagi pengusaha sektor pariwisata merekonstruksi tubuh perusahaan dan ini kan butuh modal,” lanjutnya.
Menurut Ariandi, KADIN sebagai mitra pemerintah melihat sebagai tuan rumah dan etalase Indonesia pada G20 nanti perlunya pembenahan ekonomi untuk memperoleh hasil yang optimal di G20 dengan fokus pada penyiapan diri, inovasi dan teknologi secara bersesuaian dengan perubahan pada ekosistem global, yang tentunya memerlukan inovasi, strategi serta kebijakan baru yang bersesuaian dan dapat berperan langsung serta memetik manfaat dari G20 untuk mewujudkan ekosistem ekonomi Bali Kerthi.
Ariandipun membeberkan bahwa Indonesia terpilih menjadi penyelenggara agenda Forum Business of Twenty atau B20 Indonesia Summit 2022 dengan tema Kemajuan Inovatif, Inklusif dan Pertumbuhan Kolaboratif. B20 sendiri merupakan sebuah forum dialog global yang terdiri dari para pebisnis dunia, khususnya dari Negara G20.
Dalam kegiatan ini KADIN Indonesia ditunjuk sebagai penanggung jawab presidensi B20. Menandai dimulainya presidensi B20 secara formal, KADIN Indonesia telah mengadakan pertemuan pendahuluan atau B20 Inception Meeting dengan semua delegasi anggota G20 di Jakarta pada 27-28 Januari lalu.
Dalam meeting tersebut juga turut hadir Presiden RI, yang juga memberi arahan mengenai tiga isu prioritas yang harus dibawa di B20, yakni Global Health Architectur, Digital Transformation, dan Energi Transition yang sejalan dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Ariandi berpesan kepada semua pengusaha Bali unutk terus belajar melihat peluang baru, selalu bekerja keras dan terus belajar, dan juga tidak lupa dia menekankan untuk tetap mempertahankan semangat juang dalam menciptakan ekonomi maju ditengah pandemi.
“Saya harap kita selalu positive thinking, kerja keras, selalu belajar dan tentunya spiritnya harus dipertahankan,” tutup Ariandi.
(Putu Pande Selamet Budi Saputra/HS)
Komentar