INBISNIS. ID, LABUAN BAJO – Masyarakat Manggarai percaya, jika ada anak yang lahir dalam keadaan cacat, maka hal tersebut merupakan hukuman dari alam. Bagaimana selengkapnya? Simak penurutan Gabriel Pampur selaku pelaku tokoh budaya Manggarai seperti dilansir florestoday.com.
“Kami sebagai masyarakat Manggarai sangat percaya terhadap hukum alam, seperti penyiksaan terhadap hewan” ungkapnya.
Seorang suami yang mempunyai isteri sedang mengandung, dilarang memotong hewan. Seperti Babi, Rusa maupun maupun ayam yang sedang hidup. Hal tersebut dimaksud untuk mencegah kecacatan atau kelumpuhan pada anak yang akan lahir nanti.
“Misalnya saya potong ular ketika isteri saya sedang hamil, itu tidak boleh. Dan apa yang terjadi saat saya melanggar? Maka anak saya akan cacat saat lahir.” jelas Gabriel.
Gabriel sendiri telah banyak bertanya kepada para orang tua yang memiliki anak cacat. Bahkan, Gabriel sendiri melakukan penggalian lebih lanjut tentang kecacatan seorang anak yang dilahirkan. Hasilnya pun sesuai dugaan, bahwa sang suami merupakan seorang pemburu babi, yang mana saat berburu, mereka memasang umpan untuk menjerat babi masuk ke dalam perangkap.
“Saya juga banyak bertanya pada orang yang mengalami kecatatan, dan itu sudah ada. Kemudian saya gali lebih dalam, dan alasannya adalah bapaknya sering buru babi hutan, namun berburunya ini yang tidak wajar, seperti pasang jerat. Itukan menyiksa hewan, jadi itulah hukum dari alam untuk dirinya, dengan anak yang dilahirkan isterinya akan cacat.”
Hingga kini, mitos tersebut masih dipegang kuat oleh masyarakat Manggarai. Jika ada acara yang mengharuskan ada pemotongan hewan, maka para suami yang memiliki isteri sedang hamil, tidak akan ikut proses penyembelihan hewan tersebut.
“Jika ada pemotongan hewan, biasanya laki-laki yang punya isteri hamil minta izin untuk tidak ikut memotong” tambahnya.
Gabriel kembali menjelaskan, jika tidak semua laki-laki yang menyiksa atau memotong hewan saat sang isteri hamil, kecacatan akan menimpa anaknya kelak. Namun, bisa jadi anak tersebut tidak cacat, melaikan akan terus sakit-sakitan selama hidupnya.
“Ada juga yang tidak cacat ya, tapi anak tersebut akan sakit terus. Seperti panas dingin, panas dingin. Contohnya jika memotong ular, ular itu kan hewan berdarah dingin, anaknya nanti bisa sakit seperti itu. Saya sendiri memang tidak pernah mengalami ya, namun saya sangat percaya dengan hal ini, dan masyarakat Manggarai pun masih sangat percaya” tandas Gabriel.
Komentar