INBISNIS.ID, RUTENG – Di tengah situasi pandemi Covid-19, sejumlah mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng tetap berkreasi menciptakan produk yang bernilai ekonomis.
Beberapa jenis kerajinan tangan yang dihasilkan dalam menyambut program kewirausahaan terbimbing pada Program Kompetisi Kampus Merdeka (PPKM), antara lain; aneka bunga dan kruistik.
Ketiga, mahasiswa itu di antaranya; Skolastika Purnawati Pisang, Kristina Saul, dan Angela Fatima Pitri. Mereka memilih nama usaha itu ‘Wela Gejur’.
Skolastika Purnawati dalam paparan materinya menjelaskan, Wela Gejur diambil dari bahasa Manggarai. Wela artinya tunas, dan Gejur artinya tekun. Sehingga, tunas yang tekun itu sendiri merupakan deskripsi dari kreativitas ketiga mahasiswa ini.
Dijelaskan Skolastika, bunga yang mereka produksi ini namanya bunga pompom. Bunga ini terbuat dari benang dasar wol yang dikreasikan ke dalam beberapa model bunga.
Bunga pompom memiliki beberapa jenis, di antaranya gantungan dinding, bunga vas, dan bunga bertema.
“Kalau bunga bertema itu bisa sesuai dengan pesanan. Misalkan ada yang pesan bunga mau kasih pacar di Valentine Day,” kata Skolastika dengan nada guyon.
Selain bunga, ada juga namanya kruistik. Kruistik atau tusuk silang merupakan salah satu jenis sulaman yang memakai jahitan benang yang bersilang di atas kain tenunan sejajar.
Teknik jahitan membentuk huruf X disebut setik silang. Sehingga kruistik populer dengan sebutan ‘tusuk silang’.
“Pasaran produk ini online dan offline. Online lewat aplikasi Facebook, WhatsApp Bisnis, Instagram, dan Google Business,” ujarnya.
“Sedangkan untuk offline, kami promosi langsung pada masyarakat umum,” tambahnya.
Usai paparan materi, dosen pembimbing bersama mentor, dan ketiga mahasiswa itu langsung me-launching produk-produk tersebut dengan menggunting pita yang disaksikan oleh Jenderal Manager Bandung Utama Grup (BUG), Feliks Musa Ahas, Freelance, Itok Aman, dan beberapa undangan lainnya.
Di sela-sela kegiatan, Yulianus Irwan Sagur, sebagai Mentor dalam kegiatan ini menjelaskan, sejak awal, dirinya bersama Tim My Flores dipercayakan menjadi mentor dalam kegiatan wirausaha terbimbing itu.
Setiap tahapan, kata dia, pihaknya bersama mahasiswa membangun konsep dan manajemen yang rapi.
”Tim Wela Gejur membuat ‘time table’ sebagai acuan untuk menentukan jadwal sesuai dengan waktu yang mereka miliki di sela-sela kesibukan kuliah. Tahapan-tahapan yang mereka lalui berawal dari penentuan nama usaha diikuti dengan nilai filosofis di balik nama yang memperkaya nilai terhadap nama tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Maria Olga Jelimun, M.Pd menyampaikan terima kasih kepada Unika Santu Paulus Ruteng dan Program Studi Bahasa Inggris yang telah mendukung Tim Wela Gejur untuk mengaplikasikan kreativitas mereka.
“Secara pribadi juga, saya merasa sangat bangga dengan kreativitas dan kerja keras Tim Wela Gejur di sela-sela kesibukan kuliah mereka sehingga harapannya, kreativitas mereka tidak berhenti hanya sampai pada launching saja, tetapi dapat menjadi investasi untuk mereka,” tutupnya.
Komentar