INBISNIS.ID, JEMBRANA – Sejarah Palang Pintu, ciri khas Bugis Melayu Loloan di setiap rumah panggung ada kayu yang menahan pintu kembar panggung dari dalam. Jadi begitu palang pintu diangkat dari dalam rumah maka pintu kembar mudah terbuka.
Palang pintu dahulu juga sebagai senjata pemukul yang tersembunyi dibalik pintu, jika ada bahaya maka kayu palang pintu sangat tepat untuk membela diri. Dengan melewati dua pagar pencak silat maka tamu bisa masuk setelah itu ditaburi beras kuning dan beberapa uang logam yang di aduk menjadi satu piring.
Berbalas pantun di setiap tamu yang datang merupakan ciri khas Melayu Bugis kampung Loloan yang tetap dipertahankan. Ketika acara halal bihalal yang dihadiri Bupati Jembrana I Nengah Tamba beserta Kapolres, Dandim, dan tokoh-tokoh agama. Bahkan pantun itu pun dibalas dengan sangat bagus dan fasih. Dikemas dalam acara halal bihalal di jembatan Tua Ijo Gading atau disebut Jembatan Syariftuah Loloan Jembrana, Sabtu (21/05).
Panitia Aditya Hariul Imam Galih Firmansyah mengatakan, tak ada perbedaan baik itu Loloan Barat dan Loloan Timur. Jembatan Syariftuah merupakan rasa saling kebersamaan di mana ini merupakan momentum Syawal yang tujuan saling maaf memanfaatkan.
“Menjalin erat tali yang jangan sampai goyah dan tetap selalu menjaga lestari warisan nenek moyang,” ungkapnya.
Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan, sangat bangga bisa hadir dalam acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh anak muda. Jembatan Syariftuah atau yang dulu dikenal jembatan Belli. Jembatan ini penuh dengan akulturasi budaya. Bahkan Puri hingga kini dengan warga muslim tetap menjaga toleransi yang sangat harmonis.
“Rasa wujud syukur ini terjalin silaturahmi yang harmonis dan bahagia. Potensi kegiatan ini betul-betul terasa harmonis. Harapan di Loloan akan lebih terutama perencanaan perbaikan di jembatan Syariftuah. Budaya Loloan tetap dilestarikan jangan sampai hilang ditelan jaman. Dan jangan membuang sampah sembarangan di kali Ijo Gading.” katanya.
Jembrana Emas tahun 2026 sehingga destinasi termasuk membangun rumah panggung yang merupakan pusat budaya Loloan. Bahkan segala seni dan budaya Melayu tetap terjaga dan bisa mengembangkan nilai ekonomi masyarakat.” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar