oleh

Putra Kalumpang, Soal Rencana Pembangunan Proyek PLTA Karama Sulbar    

INBISNIS.ID, LUWU TIMUR – Tentang unjuk rasa dan aksi bermalam di halaman kantor Gubernur Sulawesi Barat oleh Forum Masyarakat Adat Kalumpang menolak rencana pembangunan proyek PLTA Karama yang akan dibangun di Kalumpang menuai kritik bagi tokoh dan putra daerah yang ada di Makassar.

Seperti yang disampaikan oleh  Pdt. Marthinus Z. Palebangan, sebagai putra Daerah Kalumpang ketika ditemui awak media ini di Hotel Grand Town Makassar di Komp Pasar Segar, Jl. Pengayoman Blok E, No. 9B Pandang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sabtu (21/05/2022).

Menurutnya jika pembangunan proyek ini tetap dilanjutkan akan mencederai harga diri masyarakat Kalumpang yang sudah dilakoni sejak zaman Neolitikum sampai sekarang notabene jadi buku saku bangsa yang baru dikenal dunia.

“Pemerintah sebaiknya menghentikan rencana pembangunan proyek ini karena akan mencederai harga diri masyarakat Kalumpang yang sudah dilakoni sejak zaman Neolitikum sampai sekarang notabene jadi buku saku bangsa yang baru dikenal dunia,” seru Pdt Marthinus mantan Sekum PGIW Sulselbar ini.

Lebih lanjut juga dijelaskan seperti tuntutan yang sudah disampaikan oleh Forum Masyarakat Adat Kalumpang bahwa pembangunan Mega proyek ini juga akan berdampak pada musnahnya kawasan situs purbakala sipakko dan kamassi yang konon oleh para Arkeolog Nasional maupun internasional bahwa Kalumpang adalah satu hunian penutur bahasa Austronesia tertua yang pernah ditemukan serta situs benda-benda purbakala tertua dan terlengkap.

Hal tersebut pernah menjadi kajian dalam Tesis ketika Pdt Marthinus Z. palebangan menyelesaikan Pasca sarjananya di STT INTIM Makassar pada tahun 2019 dengan judul “Selamatkan Tanah Leluhur” yang juga mengkaji advokasi terhadap perlawanan masyarakat Kalumpang yang menolak pembangunan proyek yang dinilai akan sangat merugikan masyarakat adat setempat.

Pembangunan proyek PLTA Karama yang ada di Kalumpang juga menjadi topik trending pada acara pelatihan paralegal di Makassar pada tanggal 19-21 Mei 2022 di Hotel Grand Town, yang disinyalir ada agenda terselubung antara pemerintah dan investor.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *