INBISNIS.ID, BALI – Situasi perekonomian baik lokal, regional, hingga global pasti berdampak pada perkeonomian di Indonesia khususnya untuk sektor properti. Di sisi lain, Indonesia masih menawarkan peluang bisnis sektor properti yang sangat menarik terkait keuntungan besar dengan risiko yang moderat.
Berbagai perubahan terus terjadi seiring berakhirnya pandemic Covid-19 khususnya di sektor properti dan hal ini membutuhkan strategi yang tepat untuk bisa bertahan di pasar. Aktivitas bisnis properti baik skala lokal, regional, hingga global terus dianalisis untuk menentukan strategi yang tepat.
Menurut riset perusahaan konsultan properti global Colliers bertema Impact of Global Property Market on the Indonesian Property Market, kondisi pasar properti di luar Indonesia baik di pasar Asia maupun global telah memberikan berbagai dampak pada bisnis properti di Indonesia.
Baca juga :Kavling Pantai Pasir Putih, Ramaikan Geliat Bisnis Property
“Beberapa dampak negatif terkait bisnis properti global yang berdampak pada Indonesia antara lain meningkatnya suku bunga bank sentral. Hal ini terus mendorong biaya pinjaman, penerimaan laba bersih operasi yang lebih rendah, hingga penurunan nilai properti yang dikaitkan dengan tingkat kapitalisasi yang lebih tinggi,” ujar Steve Arherton, Colliers Indonesia Head of Capital Markets & Investment Services yang dikutip dari rumah.com.
Tantangan ini juga terjadi di seluruh pasar kawasan Asia, Amerika, hingga Eropa. Bersamaan dengan kondisi yang memburuk terkait nilai properti, pinjaman, dan debitur yang mengembalikan produk propertinya, mengakibatkan pergeseran ke arah praktik investasi yang lebih konservatif.
Baca juga :Kavling Long Beach Sumba, Siap Menjemput Investor di Tahun 2023
Perusahaan pengembang asing khususnya pendanaan properti yang tertarik berinvestasi di pasar berkembang seperti Indonesia, akan memprioritaskan peluang pada sektor yang memiliki risiko rendah namun menawarkan keuntungan yang tinggi. Saat ini sektor properti dianggap belum terlalu optimal dalam memberikan keuntungan.
Namun di sisi lain, Steve menyebut masih ada beberapa sektor yang bisa dijadikan peluang untuk dieksplorasi selama jeli melihat situasi dan kebutuhan pasar. Terlebih Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk yang membutuhkan produk hunian besar.
“Beberapa sektor yang masih dapat dieksplorasi antara lain opsi utang dan ekuitas yang bisa dinegosiasikan untuk mendapatkan kesepakatan pengembangan dan akuisisi yang tepat khususnya saat investasi asing bermitra dengan perusahaan lokal. Investor juga akan tertarik pada aset-aset berkualitas tinggi khususnya dengan harga wajar dan berlokasi strategis,” imbuhnya.
Satu hal lagi, sektor yang masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan menawarkan margin keuntungan yang sehat dengan tingkat risiko moderat yaitu rumah tapak (landed house). Sektor ini akhirnya akan selalu menarik bagi para pelaku khususnya investasi asing yang akan masuk.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar