oleh

Menjelang Idul Adha, Bisnis Hewan Qurban Diterpa Merebaknya PMK

INBISNIS.ID, MAKASSAR – Walau lagi merebak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Pulau Jawa dan beberapa wilayah, ternyata tidak berpengaruh di Makassar. Harga hewan qurban berkisar mulai Rp 14 juta – Rp 75 juta per ekor.

Asri (35) peternak sapi dari Tombolo Pao Gowa, yang sedang  menjual sapi untuk qurban Idul Adha, tetap marak. Alhamdulillah setiap tahun bisa laku sampai 30 ekor dari tempat ini.

“Harga ternak di sini bervariasi, mulai dari harga Rp 14 juta – Rp 75 juta per ekor. Tergantung bobot sapinya. Harga Rp 75 juta per ekor, seraya menunjukkan sapi jenis brahmana yang beratnya kurang lebih 400 kg dan umur 4 tahun. Kalau yang ini, sambil menunjuk sapi yang Asri sebut generasi F3, yang beratnya 80 Kg hanya Rp 14 juta,” ujarnya.

Asri menjelaskan, di kampung kami memang cocok beternak sapi karena dingin dan ada beberapa jenis sapi dipelihara, antara lain, American brahman, limosin, simental, brangus, ongole dan hasil inseminasi simpo.

“Kami sudah langganan di sini. Tahun lalu beliau beli 4 ekor dan Ia bawa ke kampungnya di Pinrang,” kata Uztads Da’saad Lathief.

“Kalau Pak Syahrul Yasin Limpo sejak masih menjadi Gubernur sampai sekarang Menteri Pertanian, selalu beli 1 ekor yang paling besar untuk hewan qurban di rumahnya,” ungkap Asri.

Walau diakui banyak saingan bertebaran di Makassar. Semua peternak dari daerah tumpah ruah ke Makassar karena pembelinya sangat menjanjikan. Oleh karena itu cara memelihara sampai sapi dengan bobot ratusan kilogram pun harus diperhatikan dengan benar..

“Berkat bantuan dari Dinas Peternakan, kita dibimbing melakukan inseminasi. Sperma pejantan sapi Australia disuntikkan ke betina sapi lokal melalui program grading up, dari sapi ongole yang menghasilkan sapi simpo,” lanjut Asri.

Hasilnya ada istilah anak F1, F2 dan F3 tergantung lebatnya bulu yang tumbuh di antara kedua tanduknya. Hal ini menurut penjelasan yang disampaikan oleh mantri hewan yang membimbing para peternak.

“Pemeliharaan sapi harus terprogram dan tidak sambil lalu, Vaksinasi rutin setiap saat, injeksi vitamin, makan dengan rumput gajah, ditambah dedak dicampur telur, susu dan kadang madu, seraya dimandikan setiap hari, kandang harus dibersihkan setiap hari,” jelas Asri.

Biaya pemeliharaan rata-rata Rp 5 juta per tahun di luar tenaga. Bagusnya kawin campur, begitu lahir sudah laku Rp 6 juta – Rp 8 juta per ekor. Umur 4 tahun sudah bisa dijual dengan harga sesuai berat badan sampai beratnya ratusan kilogram.

“Yang penting ada lahan untuk menanam rumput gajah dan kandang ternak bau kotorannya tidak mengganggu lingkungan,” pungkas Asri.

Untuk kotoran nya bisa dibikin pupuk anorganik. Kalau di Sinjai Barat Sinjai, daerah berbatasan dengan Kecamatan Tombolo Pao Gowa  justru jadi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas yang dikelola penduduk setempat atas supervisi ahli dari Norwegia.

(Redaksi)

Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *