oleh

Gubernur Bali Buka Acara Deklarasi Bersama Mewujudkan Peradaban Baru Penyiaran Melalui Informasi Berkualitas

INBISNIS.ID, BADUNG – Gubernur Bali, Wayan Koster Buka Acara Deklarasi Bersama Mewujudkan Peradaban Baru Penyiaran Melalui Informasi Berkualitas di The Westin Resort, Nusa Dua, Badung (12/05).

Dalam sambutannya di hadapan Ketua Komisi I DPR RI, Meautya Hafid dan Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, Wayan Koster menjelaskan Provinsi Bali saat ini sudah mulai menggeliat kepariwisataannya sejak 7 Maret 2022 yang lalu, baik Wisatawan Domestik (Wisdom) maupun Wisatawan Mancanegara (Wisman) sudah mulai berdatangan.

Hal ini dikatakan oleh gubernur Koster dikarenakan pandemi Covid-19 di Bali sejak awal tahun sampai Mei 2022 ini sudah melandai dan stabil, tanda – tanda melandasinya pandemi Covid-19 di Bali sudah menunjukan hasil, dimulai pasca adanya keterlibatan banyak orang di upacara Adat di Bali, seperti di Pura Agung Besakih maupun sebelumnya saat perayaan Hari Suci Nyepi tanggal 3 Maret yang lalu di semua Kabupaten/Kota di Bali ada perayaan Ogoh – Ogoh yang melibatkan banyak orang, tapi ternyata Covid-19 tidak mengalami lonjakan kasus.

“Jadi tetap stabil sampai saat ini. Begitu juga ketika hari libur Idul Fitri dan cuti bersama, banyak yang ke Bali dan sampai hari ini Saya amati kasusnya tetap stabil”, jelas Gubernur Koster.

Melandainya pandemi Covid-19, kata Gubernur Koster hal itu disebabkan karena masyarakat Bali tertib menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi boosternya sekarang sudah hampir 70 persen.

“Jadi ini vaksin booster tertinggi di Indonesia,” ujar Gubernur Bali seraya menyebut dari parameter itulah, Bali sejatinya sudah sangat kondusif dikunjungi oleh Wisdom dan Wisman. 

Mengenai pariwisata Bali, Gubernur Koster menyebut bahwa Pulau Bali tidak didesain secara khusus dengan suatu perencanaan, tapi berkembang secara alamiah, sehingga karena budaya-nya, menjadikan Bali berkembang pariwisata-nya, namun terlalu lama pariwisata di Bali tidak diarahkan dengan satu kebijakan yang tepat, sehingga perkembangannya menjadi kurang baik, compang-camping, dan disana – sini ada yang kurang, tetapi karena budaya Bali ini menarik bagi masyarakat luar, membuat Bali tetap menjadi perhatian dan pilihan nomor satu masyarakat dunia untuk berkunjung.

“Itulah sebabnya, Saya sekarang ini betul – betul menata pariwisata Bali secara fundamental dan komprehensif berbasis pada budaya, serta berorientasi pada kualitas dan bermartabat. Ini yang ingin Kami tekankan betul,” tegas Wayan Koster. 

Menurut Gubernur Koster, ia tidak ingin pariwisata ini mengorbankan budaya, justru menurutnya pariwisata ini harus membangun budaya, karena Bali tanpa budaya tidak mungkin menjadi daerah wisata.

“Selama ini yang memelihara pariwisata adalah budaya, seharusnya pariwisata yang memelihara budaya, karena pariwisata yang berkepentingan dengan budaya,” tegas Gubernur Koster.

Maka sekarang, kata Gubernur Wayan Koster bahwa Kami akan mulai seimbangkan antara pelaku pariwisata dengan masyarakat di Bali yang begitu kuat di dalam menjaga budaya-nya. Itulah sebabnya, Saya sekarang ini dalam membangun Bali, betul – betul menggunakan budaya sebagai hulunya pembangunan, menjadikan budaya sebagai mainstream pembangunan, karena Bali tidak mempunyai kekayaan apa – apa seperti tidak punya gas, batu bara, hingga tidak punya emas. Tapi Bali cuma punya kekayaan satu, yakni budaya saja. Kalau ini tidak dipelihara dengan baik, Saya kira pariwisata itu akan tertinggal, orang tidak akan lagi beralih ke Bali untuk berwisata. 

“Kalau alam indah, lebih indah dari Bali atau sama dengan Bali, diluar Bali banyak ada alam yang indah. Tapi yang membedakan Bali dengan daerah lain itu adalah budaya. Itulah sebabnya, Saya sekarang mulai tegas dalam urusan budaya dengan menggunakan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali yang diiringi dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali”, lanjut Gubernur Koster.

Mengakhiri arahannya terkait pariwisata Bali, Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan berwisata boleh, tapi harus menghormati budaya, jangan dia (pelaku pariwisata, red) cuma mencari untung di Bali dengan tidak memelihara budaya, i’m sorry. Saya tidak akan membiarkan itu.

“Jadi kalau mau berusaha di Bali, bangunlah budaya Bali ini secara bersama – sama, supaya bisa tumbuh bersama, kuat bersama, serta mendapat manfaat secara bersama – sama. Saya kira itu yang harus ditumbuhkan di Bali,” pungkas Gubernur Bali.

Sementara Ketua Komisi I DPR – RI, Meautya Hafid saat mendengarkan pidato Gubernur Bali, Wayan Koster dalam pandangannya mengungkapkan bahwa sebelum menjadi Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster sejak Tahun 2004 beliau sudah memperjuangkan kebudayaan ketika itu saat menjadi Anggota Komisi X DPR – RI.

“Saya senang sekali Bapak Gubernur, kebetulan mengikuti perkembangan di Bali, mulai Kami datang, hotelnya dibuka khusus dan sampai sekarang dari Canggu menuju Tabanan macetnya luar biasa. Jadi Kita berikan applause kepada Bapak Gubernur yang sudah membawa Bali, mudah – mudahan lebih baik lagi pasca pandemi Covid-19,” tutup Ketua Komisi I DPR – RI ini.

(Redaksi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *