INBISNIS.ID, BALI – Tren kenaikan harga properti di Indonesia terus berlanjut, dan Bali kini menjadi sorotan utama. Pulau ini menempati posisi teratas pencarian hunian untuk investasi maupun tempat tinggal.
Sejak akhir 2022 hingga pertengahan 2025, Bali mencatat lonjakan minat signifikan. Badung dan Denpasar memimpin pertumbuhan pencarian, melampaui kota besar seperti Jakarta Selatan dan Bandung.
Data 99 Group menunjukkan rumah tapak mendominasi permintaan di Bali sebesar 70 persen, diikuti tanah 16 persen dan ruko 8 persen. Potensi pengembangan sewa tanah menjadikan Bali sangat menjanjikan.
Associate Vice President Marketing 99 Group Indonesia, Firman Pamungkas Putra, mengatakan, peminat properti di Bali tidak hanya berasal dari lokal, tetapi juga nasional dan internasional. Denpasar mencatat 45 persen peminat lokal, sementara Jakarta 19 persen.
”Sebagai salah satu destinasi wisata dunia, Bali pun juga menarik peminat dari negara lain, yakni sebesar 1,4 persen yang berasal dari Australia, Singapura, dan Amerika Serikat,” ujar Firman beberapa waktu lalu yang dikutip kompas.com.
BACA JUGA :
- Bali Tunjukkan Iklim Investasi yang Kian Menguat
- Objek Wisata Labuan Bajo Paling Favorit (2)
- Pemkab Badung Buka Karpet Merah untuk Investor
- Labuan Bajo Holiday, Jadikan Liburan Anda Lebih Berkesan
- Pembangunan Labuan Bajo Menanti Sentuhan Investor
Investor dari Australia, Singapura, dan Amerika Serikat menaruh minat besar terhadap properti Bali. Kombinasi keindahan alam dan peluang sewa tinggi menjadi daya tarik investasi jangka panjang.
Wilayah paling populer adalah Badung, Denpasar, dan Gianyar. Lokasinya strategis dekat bandara, lengkap dengan fasilitas publik dan kawasan komersial modern yang mendukung aktivitas wisata premium.
Kebijakan pemerintah yang mempermudah kepemilikan asing turut meningkatkan minat. Kini WNA dapat membeli properti tanpa harus memiliki KITAS atau KITAP, selama memiliki paspor dan visa aktif.
Selain itu, hak kepemilikan apartemen bagi warga asing diperluas hingga 80 tahun. Aturan ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Atas Tanah dan Rumah Susun.
Yield investasi di Badung mencapai 4,9 persen, tertinggi dibanding daerah lain. Investor berusia 25–44 tahun mendominasi, dengan preferensi harga Rp1–3 miliar untuk segmen menengah atas.
Hal ini berdasarkan yang dikutip media INBISNIS.ID, Selasa (11/11/2025).
Pengamat properti dari Panangian School of Property, Panangian Simanungkalit, menilai, kebijakan ramah investasi ini perlu dipromosikan global. Kepemilikan resmi oleh asing juga mengurangi praktik nominee yang rawan sengketa dan merugikan negara.
Meski peluangnya besar, pemerintah tetap diimbau menjaga keseimbangan pasar agar keterjangkauan rumah bagi warga lokal tidak terganggu akibat lonjakan harga lahan dan permintaan asing.
Sumber :kompas.com
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Punya pertanyaan soal Bantuan Hukum & Perizinan, Pencarian & Pengembangan Properti, Layanan Relokasi & Eksplorasi, Dukungan Media & Branding, Distribusi Produk ? INBISNIS bisa bantu jawabin.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini.
Yuk, gabung grup WhatsApp Berita INBISNIS.ID atau ikuti Channel Berita INBISNIS.ID! Dapatkan info terkini tentang Investasi, Bisnis dan Dunia Usaha langsung ke ponselmu.













Komentar