INBISNIS.ID, DENPASAR – Pande Besi merupakan profesi turun temurun yang sudah ada sejak jaman kerajaan. Keberadaannya pada masa kerajaan dulu bertugas sebagai penyedia dan pembuat perabot rumah tangga dan alat pertanian serta senjata perang seperti keris, pedang, tombak dan lain sebagainya bagi para kestaria kerajaan.
Masyarakat Balipun masih mengakui eksistensi mereka seperti yang ada di kawasan Denpasar, tepatnya Jalan Tukad Pakerisan desa Adat Panjer. Dalam masyarakat saat ini fungsinya adalah membuat perabot rumah tangga seperti pisau, belakas (pisau besar yang fungsinya untuk mencacah daging dan lain lain), serta alat-alat pertanian,
Selain membuat, pande besi juga bisa mereparasi alat alat itu. Tidak sampai disitu saja, beberapa orang yang datang juga memiliki tujuan untuk membuat pisau hias yang bisa dipajang sebagai karya seni ataupun dibawa saat ngayah (kegiatan gotong royong).
I Ketut Budiasa, salah seorang pengrajin pande besi Desa Adat Panjer yang juga merupakan anggota POLRI aktif dan saat ini bertugas di Polsek Kuta Utara, mengakui bahwa kegiatan memande saat ini harus tetap dilanjutkan.
“Harus tetap jalan, ini warisan nenek moyang yang harus tetap dilestarikan sampai nanti,” ungkapnya.
Meski keberadaannya sedikit mulai tergerus akan keberadaan pisau dan alat pertanian pabrikan yang banyak beredar di masyarakat, Ketut Budiasa meyakini keberadaan Pande Besi di Bali tidak akan hilang.
Foto : Palung
Kegiatan mereka saat ini tidak semata mata untuk pemenuhan materi, akan tetapi sebagai pelestarian dan penghormatan kepada leluhur dan akan terus ada menurun dari generasi ke generasi.
“Saya pribadi sebagai keturunan pande mengakui perlahan tenggelam, tapi saya yakin kami akan tetap ada karena ini bukan hanya tuntutan penghasilan semata, tapi ini warisan nenek moyang yang tidak bisa ditinggalkan,” lanjut Ketut Budiasa.
Diakui pula bahwa pisau hasil buatannya sudah beberapa kali dipesan keluar negeri dijadikan hiasan ataupun sebagai oleh oleh.
“Ya sudah ada keluar, ada teman guide yang datang mesen untuk dibawa keluar negri untuk hiasan dan oleh oleh”, ujarnya saat diwawancarai INBISNIS.ID dikediamannya sekaligus prapen (tempat khusus pande besi melakukan kegiatan memande) pada Senin (21/02).
Terlihat pula di sekitar Prapen terdapat beberapa alat modern yang digunakan seperti Blower sebagai sarana penyuplai angin ke tungku pembakaran besi, gerinda sebagai alat potong besi. Namun semua pengerjaannya masih dengan cara tradisional.
Adapun beberapa alat yang digunakan merupakan peninggalan turun temurun sejak dahulu kala. Salah satunya adalah palung yang diakuinya adalah peninggalan jaman dahulu.
“Saya ndak tau itu ada, kakek saya juga kalau ditanya dia jawab gak tau karena Palung ini sudah ada sejak dulu kala”, terang Ketut.
Kedepan Ketut berharap generasi muda Bali tidak malu untuk tetap melestarikan warisan leluhur sebagai bentuk penghormatan juga jati diri.
“Saya harap generasi muda tidak malu untuk tetap melestarikan warisan leluhur, supaya tetap ingat jati diri. Terutama ketiga anak laki-laki saya yang belum terlihat minatnya menjadi Pande Besi”, pungkasnya.
(Putu Pande Saputra/HS)
Komentar