INBISNIS.ID SUMENEP – Hari raya Idul Fitri 1443 H, tinggal 3 hari lagi (H-3). Arus penumpang kapal menuju Kepulauan, kian hari semakin bertambah banyak. Hal ini dibuktikan dengan Seat kursi penumpang habis terjual, bahkan beberapa penumpang pegang set tiket ekstra alias tanpa kursi tempat untuk duduk, bahkan ada anak yang tidak beli tiket, namun bisa ikut serta dalam pelayaran kapal tersebut.
Diketahui, KM Express Bahari (EB) 9C milik PT Pelayaran Sakti Inti Makmur, tertera di Boarding Pass, Jadwal keberangkatan (ETD) dari Pelabuhan Kalianget pukul 07.00 WIB, menuju Pelabuhan Kangean, estimasi kedatangan (ETA) pukul 10.30 WIB. Namun pada H-3 mudik lebaran Idul Fitri tahun ini (1443 Hijriyah), KM EB 9C, berangkat dari Pelabuhan Kalianget pada pukul 07.12 WIB, baru tiba di Pelabuhan Kangean sekitar pukul 11.00 WIB. Sabtu (30/4).
Tepatnya di pintu masuk penumpang, terdengar oleh reporter media ini, seorang crew (ABK) EB 9C berteriak menyebut camera HP dimatikan, tidak boleh camera HP rekam video di dalam kapal Express Bahari 9C.
“HP..HP..HP., tidak boleh pak, mohon maaf camera HP’nya dimatikan, tidak boleh rekam video di dalam kapal,” ujar oknum ABK EB 9C dengan berpakaian seragam tanpa Name Tag.
Lebih lanjut, karena mendengar teriakan berkali-kali dari oknum crew EB 9C, reporter media ini mendekati oknum tersebut dan menyakinkan bahwa video yang dibuat, tidak akan disalah gunakan.
“Bapak kalau mau merekam, sebaiknya izin dulu ke pihak kapal,” Imbuhnya dengan sikap kasar dan nada tinggi.
Hairul, crew KM EB 9 C lainnya, terkait aksi teriak menyebut camera HP dimatikan dan tidak boleh HP rekam video di dalam kapal, saat dikonfirmasi reporter media INBISNIS.ID mengatakan untuk rekam video didalam kapal disarankan izin terlebih dahulu, karena hal tersebut wewenang kapten kapal.
“Untuk rekam video didalam kapal disarankan izin terlebih dahulu. Mohon maaf sampean klarifikasi dulu saja. Terkait video di dalam kapal itu seluruhnya wewenang Capten,” jelas Hairul.
Lebih lanjut Hairul berharap, agar persoalan ini dirembuk dengan kapten dan juga kepala cabang KM EB 9C yang ada di kangean.
“Mohon maaf agar bisa dimaklumi, biar nanti saya yang sampaikan, mungkin dari penyampaian ABK kami kurang berkenan. Ada baiknya nanti ketemu Capt, dan YBS (yang bersangkutan, red) ada baiknya juga nanti di kangean bisa berembuk dengan kepala cabang,” harapnya.
Menurut Hairul, YBS sebagai ABK mengikuti Standart Operasional Prosedur dan demi kenyamanan bersama.
“Begini Mas, YBS sebagai ABK juga mengikuti SOP yang ada, jadi untuk itu agar bisa di toleransi. Untuk selanjutnya, bila mau video di atas kapal dengan hormat mohon izin terlebih dahulu kepada Captennya, hal ini demi saling terjaganya kenyamana bersama dan sesuai etika baik di kapal maupun dari status Mas sendiri. Begitu Mas mohon untuk bisa di maklumi,” harapnya.
Masih kata Hairul, terkait aksi marah-marah dan teriak yang dilakukan oknum ABK tersebut, atas nama crew Express Bahari menyampaikan mohon maaf dan akan disampaikan ke yang bersangkutan agar bisa menghimbau dengan penyampaian yang baik.
“Betul sekali Mas, mungkin disini yang perlu kita klarifikasi, atas nama ABK Express Bahari saya sampaikan mohon maaf, nanti biar saya tegaskan agar bisa menghimbau dengan etika dan penyampaian yang baik. Maksud saya biar terjalin hubungan yang baik, dengan adanya SOP yang kami miliki, namun tidak dengan penyampaian yang kasar,” pungkasnya.
Selama mengikuti pelayaran bersama KM Express Bahari 9C PT Pelayaran Sakti Inti Makmur, menempati kursi D50 kelas Executive, terpantau reporter media Inbisnis.id, kursi penumpang terisi penuh. Namun nampak ada penumpang yang mengeluh dan kecewa dengan sikap pelayanan ABK EB 9C yang terkesan membingungkan penumpang, yang mana nomer kursi yang tertera di boarding pass miliknya, ditempati oleh orang lain, dan juga terkesan dibiarkan oleh ABK EB 9C.
“Iya mas, saya kecewa, ABK itu tidak tegas, kursi saya ditempati orang lain. Orang itu tidak mau geser ke nomer kursinya sendiri. Saya juga gak mau kalau tidak duduk dibnomer kursi saya,” ungkap seorang penumpang perempuan mengaku bermama ‘Ais’, asal Desa Pajenangger Kecamatan Arjasa, Sumebep, yang terpaksa menempati kursi temannya di Dek D61, yang semestinya dia duduk di kursi Dek A.
(Redaksi)
Komentar