INBISNIS.ID, LABUAN BAJO – Bisnis properti di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, meningkat sejalan dengan penetapan daerah itu sebagai destinasi super prioritas. Harga lahan di daerah itu juga melonjak, menyamai harga di kawasan Jawa dan Bali.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah melakukan berbagai pembenahan di Labuan Bajo dengan memaksimalkan potensi dan segala kekayaan alamnya.
Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan tersebut dapat menumbuhkan dan dapat melayani wisatawan yang lebih banyak. Anggaran besar yang dikeluarkan pemerintah dalam menata Labuan Bajo untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Saya melihat ada peningkatan investasi utamanya hotel-hotel yang sangat banyak di Labuan Bajo ini,” kata Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Baca juga :Kavling Pantai Pasir Putih, Ramaikan Geliat Bisnis Property di Labuan Bajo
Selain pemerintah, pengembang swasta pun mengincar Labuan Bajo untuk merealisasikan proyek real estat. Pertimbangan yang menjadi alasan dipilihnya Labuan Bajo sebagai proyek para pengembang antara lain karena rencana pengembangan kawasan pariwisata yang masif di wilayah ini.
Properti di Labuan Bajo jadi incaran investor properti seiring tingginya permintaan dari pelaku bisnis untuk mengembangkan usahanya di area komersial di kawasan wisata tersebut.
Selain itu, properti yang juga menjadi incaran investasi dan menarik minat investor adalah tanah, karena ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dalam investasi tanah di Labuan Bajo.
Apalagi Labuan Bajo tengah dalam proses mendapatkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selain itu, wilayah ini tengah dipersiapkan sebagai lokasi Asean Leadership Summit pada tahun ini.
Baca juga :INBISNIS Property, Menjadikan Properti Anda Lebih Berharga
Seperti yang dilansir bisnisindonesia.id pada Rabu (16/3/2022), Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menyatakan, meski bisnis properti marak di Labuan Bajo, pembangunan hotel bintang 4 hingga bintang 5 di daerah itu dihentikan mulai Oktober 2022.
Dia mengemukakan sudah ada moratorium bahwa pembangunan hotel bintang 4 dan bintang 5 di Labuan Bajo dihentikan mulai Oktober 2022. Selanjutnya, aspek hospitality di Labuan Bajo akan fokus pada hotel bintang 3 dan homestay.
Dengan kebijakan itu, kata Shana, diharapkan usaha masyarakat setempat di sektor pariwisata seperti rumah penginapan atau hotel kecil bisa tumbuh untuk meningkatkan perekonomian.
Kebijakan itu tentu merupakan langkah bagus. Artinya, ada keseimbangan yang tetap harus dijaga dalam pengembangan setiap proyek apa pun dan yang paling menikmatinya berupa peningkatan kesejahteraan memang seharusnya adalah warga setempat.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar