INBISNIS.ID, JAKARTA – Selama pandemi Covid-19, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia telah dianggap berada pada titik terendah. Setelah pada kuartal I-2021 minus 0,74%, pada kuartal selanjutnya ekonomi Indonesia bisa kembali naik.
Menurut salah satu bank Singapura, The Development Bank Of Singapore (DBS) yang diakui sebagai bank terbaik di dunia oleh Global Finance, New York, Senin (10/5), kontraksi (penurunan) perekonomian yang dialami di awal tahun terbilang kecil. Tekanan terjadi akibat peningkatan kasus Covid pasca libur natal dan tahun baru sehingga memperlambat laju perekonomian.
Ekspor telah memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian. Namun, konsumsi rumah tangga dan swasta menurun. Belanja pemerintah telah mengalami kenaikan dan investasi masih negatif namun telah lebih baik dari sebelumnya.
DBS melihat faktor yang dapat mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia adalah dukungan kebijakan fiskal, neraca perdagangan yang menguntungkan dan program vaksinasi.
Belanja fiskal hingga akhir Maret 2021 telah mencapai 11 persen dengan defisit anggaran melebar.
“Hal itu menunjukkan bahwa sampai saat ini percepatan pencairan dana pemulihan menjadi pertanda baik bagi pertumbuhan,” tulis DBS.
Ekspor naik 17 persen pada kuartal pertama 2021, meski impor juga mengalami kenaikan. Namun, peningkatan ekspor masih jauh lebih besar sehingga neraca perdagangan surplus.
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan perekonomian tumbuh 5 persen. Sementara Bank Indonesia (BI) telah merevisi dua kali pertumbuhan ekonomi menjadi 4,1 persen menjadi 5,1 persen. Menurut DBS, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 4 persen dengan dorongan pada kuartal 2 dan 3.
Komentar