INBISNIS.ID – Selama ini kita belajar tentang menjadi berhikmat.Pada tulisan ini pun,kita ingin terus belajar agar semakin berhikmat tetapi kali ini dengan melihat beberapa kebodohan orang bodoh.
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak (Amsal 12:15).
Banyak orang berpikir dirinya bijak. Tidak sadar dirinya tidak bijak alias bodoh. Saya yakin kita banyak ketemu orang yang demikian di sekitar kita. Secara alami orang hidup dengan egonya – tidak suka Tuhan, hikmat-Nya (dengan tidak tertarik membaca Alkitab), koreksi dan orang yang mengoreksi kita. Sebaliknya kita menyukai diri sendiri, menganggap diri lebih tahu, dan percaya kita bisa melakukan segala sesuatu lebih dari orang lain.
Allah adalah Allah yang Maha Tahu dan Bijak. Dia menjadikan manusia sesuai dengan gambar-Nya, yang berarti kita potensi memiliki sifat tahu dan bijak Allah. Allah juga sangat menginginkan agar umat-Nya menjadi bijak. Tidak heran dalam Alkitab ada kitab-2 hikmat khusus seperti Ayub, Pengkhotbah, Amsal dan Yakobus.
Orang bodoh adalah orang yang tidak berhikmat. Mereka adalah orang yang meremehkan hikmat dan berjalan dalam kebodohannya. Dalam Alkitab lebih dikaitkan dengan moral daripada sekedar pengetahuan. Orang bodoh memilih untuk mengabaikan Allah dan hikmat-Nya.
Alkitab menggambarkan orang bodoh memiliki ciri-ciri, antara lain: percaya kepada diri sendiri daripada kepada Allah; menutup telinga terhadap didikan; tidak dapat dididik; emotional; suka melakukan yang jahat, dan tidak bisa diubah. Apa beberapa kebodohan orang bodoh?
1. Orang bodoh mengatakan ‘tidak ada Allah’ (Maz 14:1; 53:1)
Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. Mazmur 14:1
Bukti-2 cukup untuk menunjukkan Allah itu ada, baik dalam ciptaan-Nya maupun dari Firman-Nya. Namun mereka menolak Allah karena menolak tuntutan Allah akan hidup bermoral. Mereka ingin hidup di luar Allah, mengatakan tidak ada Allah.
Allah menyatakan orang demikian bodoh, karena Allah sungguh ada dan menyatakan dirinya kepada manusia. Tanpa mengakui keberadaan Allah, maka mereka tidak tahu tujuan hidupnya di dunia; tidak mengalami kehidupan berkelimpahan yang Dia sediakan; mengalami ketakutan, stres, tidak sukacita; tidak menuju ke kehidupan kekal yang Dia siapkan; dan sebagainya.
2. Orang bodoh tidak mempersiapkan diri untuk hari penghakiman
“Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” 2 Kor 5:10
Percaya kepada Allah diikuti sense akuntabilitas kepada Allah. Untuk lari dari tuntutan hati nurani itu, yang Allah ciptakan, mereka mengingkari keberadaan Allah. Tidak ada Allah, tidak ada Hari Penghakiman.
Orang yang tidak mempersiapkan diri untuk hari penghakiman itu sungguh bodoh, karena hari itu sungguh ada, sehingga mereka tidak menyiapkan diri untuk bebas hukuman dan bahkan menerima pahala dari Sang Pencipta.
Perumpamaan ‘Gadis-gadis yang Bijaksana dan Gadis-gadis yang Bodoh’ menggambarkan kebodohan ini. Gadis-2 yang bodoh itu tidur ketika ada kesempatan mempersiapkan minyak untuk menyambut sang mempelai. Mereka sama sekali tidak melakukan peringatan: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Mat 25:13).
3. Orang bodoh percaya hatinya sendiri jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. Amsal 12:15.
Orang bodoh bergantung kepada pertimbangannya sendiri dan mengabaikan nasehat Allah. Mereka memandang pikirannya lebih dari pikiran Allah. Sementara pikiran manusia terbatas bisa salah.
(Redaksi)
Komentar