oleh

Mengolah Dedaunan Jadi Karya Batik Ramah Lingkungan

INBISNIS.ID, SEMARANG – SMP Negeri 26 Semarang memiliki potensi yang luar biasa dalam mengembangkan sekolah berbasis adiwiyata. Banyak pepohonan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karya yang bernilai ekonomis dan mendukung program kewirausahaan sekolah.

Salah satunya mengolah dedaunan menjadi karya batik yang ramah lingkungan dengan menggunakan teknik Ecopounding.

Kepala SMP Negeri 26, Lilis Tri Saktini menerangkan, Ecopounding merupakan teknik pemberian motif dengan menumbuk daun agar pigmen warnanya dapat tertransfer pada media kain. Adapun bahan yang perlu disiapkan untuk ecopounding diantaranya ada kain putih, palu kayu, plastik bening dan berbagai jenis daun untuk membentuk pola dan warna serta dicampur tawas secukupnya.

Ia menjelaskan, dalam proses teknik pounding menggunakan palu dari kayu untuk mentransfer warna dari daun ke kain. Kemudian daun akan diletakkan sesuai pola pada kain, serta menggunakan plastik sebagai alas kain dan penutup daun  agar zat warna daun tidak menempel pada palu pemukul. Setelah itu dipukul perlahan menggunakan palu kayu.

“Proses pemukulan ini dilakukan sampai pola dan zat warna daun menempel pada kain. Setelah selesai semua daun dipukul-pukul dan mengeluarkan bekas warna di kain, lalu kain didiamkan selama seminggu. Selanjutnya, encerkan tawas dengan air, masukkan kain dan diremas-remas selama 15 menit kemudian baru dijemur di tempat teduh,” terangnya. (4/11)

Menurutnya, pelatihan karya ramah lingkungan Ecopounding diikuti oleh guru dan siswa SMP Negeri 26 dengan menghadirkan narasumber dari luar sekolah.

Kegiatan tersebut bertujuan mengembangkan potensi guru dan peserta didik dalam berwirausaha di tengah pandemi covid-19.

Harapannya setelah siswa dan guru mengikuti kegiatan ecopounding yaitu, mereka mampu menumbuhkan motivasi berwirausaha. Selain itu, peserta pelatihan dapat mengaplikasikan kegiatan pelatihan ecopounding dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan bahan alam seperti dedaunan.

“Selanjutnya setelah mengikuti kegiatan membatik ini bisa melakukan pemberdayaan sendiri sehingga peserta pelatihan dapat berkarya dan tentunya bisa menjadi tambahan wawasan di bidang kewirausahaan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala SMP 26, Eko Indarto menambahkan, dalam mengembangkan potensi berwirausaha, SMP 26 juga melaksanakan berbagai kegiatan penebaran benih lele, penanaman buah anggur dan debat calon ketua OSIS periode 2021/2022  dilaksanakan di Aula SMP N 26 Semarang.

(Adimungkas E/SBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *