INBISNIS.ID, JEMBRANA – Jadilah seperti burung yang bertengger di dahan rapuh yang dia rasakan menekuk di bawahnya, tetap saja dia tetap bernyanyi karena tahu dia memiliki sayap demikian kata bijak Victor Hugo. Manusia menjaga alam tentu alam akan menjaga manusia. Kerusakan alam tentu merusak semua ekosistem yang ada.
Pengendali lomba burung Made Budi Darma (49) Lingkungan Satria kelurahan pendem, kecamatan Jembrana yang juga suku Tionghoa penasehat Inti Jembrana mengatakan, melestarikan budaya itu sebenarnya bisa merawat. Semisal budidaya penangkaran burung, menjaganya juga harus merawatnya, mengembangkannya, dan bahkan secara ekonomis bisa menghasilkan nilai tambah, Senin (04/07).
“Sebagai pecinta dan pelestarian burung. Untuk di Jembrana ada jenis 6 burung, seperti Jalak Bali yang orang memburunya hingga Jembrana karena habitatnya. Ketika pemerintah memberikan kelonggaran untuk penangkaran burung Jalak Bali, maka burung itu jadi berkembangbiak, hingga banyak terjadi kasus pencurian habitat burung itu,” tegasnya.
Budi juga menyampaikan, justru peluang itu sebenarnya bisa ditangkarkan oleh para pecinta burung, sehingga kelestarian itu bisa terjaga dengan baik. Para penangkaran jalak bali kini ada 10 kelompok yang secara rutin dan tepat dalam perawatan serta budidaya.
“Budaya di Jembrana yang multinasional seperti jegog dan burdah, ini perlu pengembangan tidak hanya pemerintah tapi pelaku budaya dan seni. Pemerintah melindungi secara pasti. Bantu apa yang bisa diobservasi secara metode ilmu pendidikan,” paparnya.
Budi mengungkapkan, Jembrana tokoh sentral dengan corak ragam agama. Agama, budaya, dan seni satu lingkup yang hingga kini selaras sejalan.
“Tahun emas 2026 impian yang terus harus terwujud hingga saat ini. Tak mudah terpecah belah, bahkan termakan isu sara, agama, dan berita bohong,” tuntasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar