INBISNIS.ID, JEMBRANA – Ternyata Jembrana mempunyai sisi ruang kreatifitas yang dilakoni anak muda. Tempat berkumpul untuk berbagi pengalaman tentang baca puisi, musikalisasi puisi, bermain teater, dancer, tari kreasi, melukis dan yang lain berhubungan dengan kreativitas positif di kalangan anak muda milenial hingga anak-anak sekolah di Padukuhan Seni Tibu Bunter.
Pembina Padukuhan Seni Tibu Bunter Wayan Sunantara (55) asal Lingkungan Satria, Kelurahan Pandem, Kecamatan Jembrana mengatakan, berdirinya Padukuhan ini bertujuan memberikan wadah pada anak-anak muda pandai berkreativitas di bidangnya. Terutama seni tari modern, teater, dan baca puisi. Juga memberikan wadah untuk mengadakan pameran kepada seniman lukis di Jembrana bahkan juga dari luar.
“Berdiri tahun 1997 cukup lama hingga kini, bahkan disinilah banyak terkumpulnya para seniman yang kini lebih berkreatif di bidangnya. Sudut ruang Padukuhan ini pernah juga dikunjungi Leo Kristi, Dina Ningsih, Dedi Obeng seniman Malang, Mas Nuriyana Asmaudi biasa dipanggil Mas Nur, Wayan Sunarta atau Jengki dan yang paling hebat adalah almarhum Umbu Landu Paranggi Presidennya Malioboro,” ungkapnya, Jumat (01/07/2022).
Sunantara yang biasanya di panggil Kaplur menjelaskan, untuk komunitas teater di Padukuhan selalu berkolaborasi dengan Nanoq da Kansas (Komunitas Kertas Budaya). Sehingga ini menjadi satu kesatuan utuh bagi para pecinta teater. Untuk tari kreasi sebagai pelatih dengan menggabungkan tari tradisional dengan tarian modern.
“Bidang puisi menginspirasikan kepada anak-anak Sekolah Dasar pecinta baca puisi. Intinya anak-anak perlu ruang kreatif dan juga pembinaan. Baik itu di elemen masyarakat, peran pemerintah dan terutama dukung orangtua,” tegasnya.
Ia pun menyampaikan, suka duka terkadang ada beberapa sekolah yang tidak mau memberikan ijin, motivasi dan dukungan serta biaya, akan tetapi ketika anak-anak lolos sebagai juara justru sekolahnya yang mengakuinya. Padukuhan hanya lintasan saja bagi mereka. Tapi ini kebanggaan, bisa membuat anak-anak menjadi juara.
“Sebagai pelatih ada juga yang memberikan dana, habis latihan anak-anak dipungut biaya sebesar 5 ribu. Itupun uang dipakai untuk pembiayaan biaya listrik. Harapan adanya taman budaya di Kabupaten Jembrana, dan ini tidak hanya janji tapi bukti. Dalam satu wadah, hingga Jembrana punya bukti rumah yang pasti di bidang Seni dan budaya,” tuntasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar