INBISNIS.ID, JAKARTA – Webinar mengenai “Tantangan dan prospek pengembangan budidaya talas satoimo dalam rangka diversifikasi pangan lokal yang sangat atraktif di pasar global” berlangsung pada tanggal (02/06) berlangsung dengan sangat antusias, hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan webinar. seperti pada aplikasi zoom jumlah peserta mencapai 338 dan bahkan untuk chanel youtube propaktani sudah menginjak angka 1200 di tonton oleh pengguna youtube kemungkinan besar angka tersebut masih trus naik.
Nara sumber yang dihadirkan pada acara webinar saat itu salah satunya adalah IR. Hindarwati Sudjatmiko, MSC beliau lahir di Tulungagung 14 Juni 1954 . Mengenyam Pendidikan S1di fakultas Pertanian UGM. kemudian dilanjutkan S2 di Agricultural Economics di University of Wisconcin USA.
Dalam kesempatan webinar IR. Hindarwati Sudjatmiko, MSC menyampaikan ” Jepang adalah pengkonsumsi talas satoimo dan ini patut kita ulik bagaimana pasar disana dan seperti apa tantangan yg harus dihadapi”.
Pangsa pasar talas satoimo masih terbuka lebar, hal ini dapat dilihat dari semakin menyempitnya lahan pertanian di Jepang. Sebagai komoditas, talas satoimo dapat dibudidayakan di berbagai wilayah karena Sutoimo bersifat adaptif terhadap iklim disekitarnya. Selain itu petani lokal dijepang rata-rata berusia tua dan jumlahnya semakin menurun sehingga produktivitas dan produksi domestik Satoimo Jepang menurun dan ini membuat Jepang semakin tergantung Impor” tambah IR. Hindarwati Sudjatmiko, MSC.
IR. Hindarwati Sudjatmiko, MSC juga mengatakan ” persyaratan pasar memasuki pasar jepang adalah Talas satoimo yang akan diekspor ke Jepang harus memenuhi batas maksimum residu peptisida dan harus bebas dari kontaminasi bakteri, selain itu warna dan ukuran yang harus menyesuaikan dengan permintaan buyer. Hal ini dikarenakan Jepang merupakan Negara tujuan ekspor yang sangat memperhatikan food safety dan food quality
Kesimpulan dan tindak lanjut IR. Hindarwati Sudjatmiko, MSC menegaskan bahwa peluang pasar yang cukup bagus dan analisis usaha yang cuan cukup besar perlu ditangkap dengan menumbuhkan korporasi petani yang mengelola usaha dari on farm sampai off farm. Hal ini tentu memakan biaya cukup besar maka perlu KUR dengan bunga ringan dan juga perlu adanya pendampingan teknis untuk memenuhi persyaratan pasar ekspor maka dari itu perlu dilakukan oleh perusahaan eksporter dan butuh dukungan maupun bantuan dari Pemerintah.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar