INBISNIS.ID SUMENEP – Wahana hiburan berbagai macam permainan khusus untuk kalangan anak-anak, di lokasi lapangan alun-alun Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean Kabupaten Sumenep, mulai terbangun dari tidurnya (menggeliat). Karena selama masa pandemi Covid-19, wahana hiburan tersebut selama beberapa bulan ditiadakan. Dan baru diperbolehkan dibuka lagi, sejak pandemi corona dinyatakan mulai longgar pada bulan puasa Ramadhan tahun 2022 (1443 Hijriyah).
Ahmad Sofyan, koordinator sekaligus pemilik wahana bermain Playground kepada jurnalis INBISNIS.ID menyampaikan, wahana hiburan permainan anak-anak yang bertempat di lapangan alun-alun Kecamatan Arjasa, sudah ada sejak tahun 2018 lalu, dan puncak ramainya di tahun 2019. Karena terbentur dengan musim pandemi corona, sehingga selama itu ditiadakan atau ditutup sementara waktu, Rabu (25/5) pukul 20.00 WIB.
“Alhamdulillah sudah mulai normal lagi, pandemi corona sudah longgar, maka sejak awal bulan puasa Ramadhan yang lalu (1443 Hijriyah), sudah mulai dibuka lagi sampai sekarang ini,” tukasnya.
Lanjut kata Sofyan, berbagai macam wahana hiburan permainan untuk anak-anak yang disajikan di tempat tersebut, yaitu taman permainan (Playground), mobil dan motor mainan, lukisan, pasir-pasiran, tembak-tembakan, istana balon, kereta panggung, mini coaster, kereta wisata, becak cinta, capit boneka dan beberapa yang lainnya.
“Kalau punya saya, jenis permainan playground panggung, yang mana didalamnya terdiri dari mandi bola, memanjat tangga, jembatan gantung, terowongan, perosotan dan meluncur melalui tiang,” jelas Sofyan.
Menurut Sofyan, karena dunia Anak adalah dunia main, dengan adanya wahana tersebut, maka keinginan anak bisa tersalurkan. Selain itu, menjadi tempat untuk anak bersosialisasi dan berinteraksi serta teredukasi.
“Dengan berbagai macam wahana hiburan permainan yang ada, anak-anak bisa terhibur dan bersenang – senang, serta bisa berinteraksi ataupun bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Permainan keterampilan melukis adalah salah satu contoh yang dapat mengedukasi anak-anak,” imbuhnya.
Lebih lanjut kata Sofyan, manfaat lainnya yaitu, bisa menyerap atau menciptakan lapangan pekerjaan, karena para pelaku usaha jasa hiburan permainan, pastinya merasa terbantu dengan adanya tempat ini. Karena tidak menutup kemungkinan akan menjadi pekerjaan pokok bagi yang tidak memiliki usaha tetap.
“Bagi saya pribadi, dengan buka usaha jasa hiburan permainan anak ini, menjadi ajang mencari nafkah yang bisa menambah pemasukan untuk kebutuhan hidup keluarga,” ujarnya.
Masih kata Sofyan, manfaat lainnya lagi, adanya wahana hiburan permainan di lapangan alun-alun, secara otomatis memberi dampak positif terhadap pedagang atau pemilik kios yang berjualan di sekitar lokasi permainan anak tersebut.
“Beberapa pedagang (PKL) yang berjualan di sekitar tempat bermain tersebut, menurut saya semua itu saling mewarnai dan melengkapi, serta saling terkait. Sehingga lapangan alun-alun, benar-benar hidup dan menjadi pusat keramaian di Kecamatan Arjasa,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pak Ari Relawan peduli lingkungan Desa Arjasa Kabupaten Sumenep, kepada jurnalis INBISNIS.ID menyampaikan, dalam rangka pengelolaan area lapangan alun-alun Kecamatan Arjasa, Pemerintah Desa Arjasa Sumenep, membentuk relawan peduli lingkungan, khususnya untuk menjaga kebersihan area lapangan alun-alun dan menjaga ketertiban bagi pelaku usaha yang ada di tempat tersebut.
“Saat ini, sudah ada 8 orang relawan aktif, sebagai relawan peduli lingkungan atau kebersihan di lapangan Alun-alun Kecamatan Arjasa, Sumenep. Selain kebersihan,, aspek ketertiban dan kenyaman pelaku usaha dan pengguna jasa juga diperhatikan. Misalnya, ketika ada pemberitahuan atau laporan dari koordinator kelompok usaha tertentu, maka pihak kami (Relawan) akan turun untuk membantu,” tegas Ari.
Selanjutnya kata Ari, kegiatan kebersihan lingkungan, seperti pembersihan sampah, kami menarik iuran rutin setiap hari dari masing-masing kelompok usaha di area lapangan Alun-alun Arjasa tersebut. Mengenai berapa besarnya iuran, sifatnya masih relatif, yang mana sudah disepakati bersama.
“Jadi, masing-masing kelompok usaha di tempat tersebut sudah ada koordinatornya, Misalnya Kelompok usaha warung kuliner, PKL, dan juga tempat permainan anak-anak,” pungkas Ari mengakhiri percakapannya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar