INBISNIS.ID, LEMBATA – Setiap daerah pasti memiliki rumah khas tertentu. Itu jelas. Rumah-rumah khas tersebut juga memiliki banyak sebutan lain, misalnya rumah tradisional atau rumah adat. Biasanya, rumah khas menggambarkan aneka nilai filosofis bagi komunitas masyarakat tertentu. Karena itu, tak heran jika rumah khas masing-masing daerah tak pernah punah ditelan waktu.
Untuk mengenal lebih dekat etnis Kedang di Kabupaten Lembata NTT, kita perlu juga menelusuri Ebang, sebuah rumah khas multifungsi. Atap rumah ini berbentuk kerucut, memiliki empat tiang penopang dan tempat duduknya berbentuk datar. Di atas tempat duduk tersebut digunakan sebagai tempat pertemuan penting, misalnya menyelesaikan konflik horisontal dalam suku atau juga menjadi tempat pertemuan dengan tujuan sosial lainnya.
Melakukan pertemuan di tempat ini merupakan sebuah keharusan bagi orang Kedang. Menurut mereka, setiap persoalan horisontal, jika diselesaikan di Ebang akan selalu berakhir baik. Sebab, mereka yakin bahwa leluhur mereka juga hadir pada saat pertemuan tersebut. Hal ini kemudian, Ebang seringkali disebut sebagai huna hale atau tempat pertemuan yang sakral atau sederhananya yakni rumah adat.
Selain sebagai tempat pertemuan bersama, Ebang juga seringkali disebut sebagai lumbung. Hal ini beralasan jelas karena bagian atas Ebang digunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen, misalnya jagung dan padi. Biasanya, usai musim panen, orang Kedang akan menyimpan hasilnya di Ebang. Karena itu, Ebang disebut sebagai rumah yang multifungsi. Bukan hanya tempat untuk menyimpan hasil panen melainkan juga sebagai tempat aman bagi harta benda suku, misalnya menyimpan belis seperti gong dan gading.
Berkunjung ke daerah Kedang, Lembata bagian timur, mata anda akan menjumpai ribuan Ebang baik yang masih beratap alang-alang maupun yang sudah bergaya modern, beratap seng. Rumah khas ini juga menjadi objek wisata budaya yang patut anda temukan. Itulah Nusantara, berbeda-beda suku dengan keunikan juga tak sama tapi selalu bersatu. Dari Ebang, setiap orang belajar tentang makna persatuan dan kehidupan bersama.
( Antonius Rian / FF )
Komentar