INBISNIS.ID, DENPASAR – Bali merupakan pulau dengan keunggulan pariwisata berbasis budaya yang eksis hingga saat ini.
Perkembangan pariwisata Bali dan pendukung lainnya berkembang secara masif mengikuti perkembangan dunia dan teknologi, walaupun sempat terhenti sejenak akibat pandemi Covid-19 dan kemudian perlahan kembali bergeliat saat ini.
I Wayan Puspa Negara, salah satu pemerhati pariwisata Bali yang juga menjabat sebagai ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian saat di temui INBISNIS.ID pada tanggal 23 April lalu, mengatakan pariwisata Bali berbeda dari pariwisata lainnya, Pariwisata Bali adalah sebuah keindahan alam yang dibalut oleh budaya yang sangat kental dan dapat dijumpai setiap hari.
“Pariwisata Bali bukan hanya alam, karena jika alam kita tonjolkan, di daerah lain terlalu banyak alam yang indah jauh lebih indah dari Bali, namun pariwisata Bali adalah Budaya yang unik yang dapat ditemui setiap harinya, salah satu contoh ya mebanten,” ungkap Puspa Negara.
Lalu, bagaimana sejarahnya sampai Bali bisa menjadi Destinasi Pariwisata unggulan Indonesia hingga ke mancanegara?
Menurut Wikipedia Perjalanan wisata pertama dilakukan oleh Maha Rsi Markandeya dengan tujuan penyebaran Agama Hindu di pulau Bali pada abad ke 8 Masehi, Lalu setelahnya diikuti oleh beberapa tokoh spiritual lain datang ke pulau Bali dengan tujuan yang sama.
Kemudian pada tahun 1579, Cornelis De Houtman yang berkewarganegaraan Belanda datang ke Bali dan kemudian menjadi orang barat pertama yang mendarat di pulau Bali. Kedatangannya juga merupakan salah satu bagian daripada ekspedisinya mencari rempah rempah dan berdagang di Nusantara.
Walaupun tidak menemukan rempah rempah yang mereka cari, di laporkan pada Raja Belanda saat itu oleh rombongan ekspedisi tersebut bahwa pulau Bali yang mereka gambarkan merupakan pulau dengan keindahan alam dan budaya yang sangat unik.
Lalu bersama dikenalnya Nusantara sebagai penghasil rempah-rempah, yang dimulai pada abad ke 17 hingga akhir abad ke 19 pulau Bali sendiri di kenal dari sisi kebudayaannya.
Lalu pada awal abad ke 20, saat Bali keseluruhan ditaklukan oleh Belanda, sehingga pintu masuk orang barat terbuka lebar dan menjadi tonggak awal masuknya wisatawan yang di mulai tahun 1920 an saat kapal dagang Belanda yang bernama Koninklijke Paketcart Maatsckapy (KPM) dengan rute Singapura, Batavia (Jakarta saat ini), Semarang, Surabaya lalu singgah di pelabuhan Buleleng Bali membawa turis dari Eropa.
Diakibatkan oleh banyaknya permintaan untuk singgah di pelabuhan Buleleng yang mana pada awalnya rute pelayaran KPM ini hanya untuk berdagang kemudian jalur pelayaran berubah menjadi Bali Express guna memenuhi permintaan pelancong yang ingin datang ke Bali, dan kemudian pada tahun 1924 mereka membuka perwakilan resmi urusan pariwisata pertama di Bali bernama Official Tourist Bureau.
Pada masa itu permintaan untuk mengunjungi pulau Bali sangat tinggi sehingga Kapal Bali Express saat itu harus melakukan pelayaran hingga 18 kali dalam setahun.
Dalam rombongan pelancong Eropa itu juga terdapat para seniman, pelukis dan penulis pada akhirnya ikut andil mempromosikan pariwisata Bali diantaranya adalah Dr Gregor Krause yang ditugaskan oleh pemerintah Belanda untuk mendokumentasikan pulau Bali melalui buku dan foto.
Adapun sederetan nama maestro yang santer di dunia dan turut mempromosikan pulau Bali yakni Miguel Covarrubias dengan bukunya the Island of Bali tahun 1930, Mrs Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise, juga yang paling dikenal adalah Walter Spies salah satu pencipta Tari Kecak bersama Rudolf Bonnet dan I Gusti Nyoman Lempad serta Tjokorda Gde Agung Sukawati, kemudian ada Le Mayeur, dan Antonio Blanco.
Sebagian dari deretan nama pesohor seantero Dunia itu bahkan menganggap Bali merupakan rumah kedua bagi mereka, bahkan aktor komedi ternama saat itu Charlie Chaplin juga pernah berkunjung ke Pulau Bali pada tahun 1939 atas undangan Walter Spies.
Pulau Bali saat itu dikenal dengan nama The Island Of God yang terus berkembang pesat dari mulut ke mulut akibat keindahan alam dan budayanya terus menarik kunjungan wisatawan , maka pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1927 membangun hotel pertama di Bali dengan nama Bali Hotel yang kemudian kini dikenal dengan Hotel Inna Bali Heritage dan secara resmi beroperasi pada tahun 1928 yang di peruntukan sebagai persinggahan awak kapal KPM.
Kegiatan pariwisata di Bali sempat terhenti beberapa tahun pada masa Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan sampai Bergabungnya Pulau Bali ke dalam NKRI pada 17 Agustus 1950. Para wisatawan mancanegara kembali mengunjungi pulau Bali dan mulailah era pengelolaan pariwisata secara profesional dengan skala masif karena tidak hanya wisatawan dari mancanegara saja namun juga dari wisatawan domestik mulai melakukan perjalanan wisata di Bali.
(Redaksi)
Komentar