INBISNIS.ID, JAKARTA – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dialaminya membawa berkah dalam hidupnya. Supriyanto (54) pada 2019 memilih mengundurkan diri karena adanya kebijakan pengurangan pegawai di tempatnya bekerja. Namun siapa sangka, kini hidupnya berubah setelah ia melihat peluang usaha yang ada di lingkungannya.
Awalnya ia melihat beberapa orang tetangganya membuka usaha makanan di lingkungannya, namun ia mengamati usaha tersebut tidak berjalan. Akhirnya ia dibantu sang istri membuka kedai gorengan. Ia menjual aneka gorengan seperti tempe, bakwan dan tahu. Tidak hanya itu, ia juga menjual nasi uduk dan lopis. Pelanggannya pun beragam dari ibu rumah tangga, anak sekolah, pekerja dan karyawan.
Harga yang ditawarkan pun cukup murah. Untuk gorengan ia mematok harga Rp 2.000/buah, nasi uduk dijual mulai dari harga Rp 5.000 dan lopis Rp 3.000. Dalam 1 bulan penghasilan rata-ratanya sebesar Rp 30.000.000. Ia membuka kedainya dari pukul 06.00 sampai jam 11.00.
“Untuk gorengan saya membuat potongan yang besar agar orang tertarik membeli” ujarnya.
Ia pun mengakui pemilihan tempat yang strategis ditambah harga murah dan porsi yang banyak menjadikan usahanya laris.
“Kadang jam 10 sudah habis kalau lagi rame,” imbuhnya.
Namun, ia mengakui membuka usaha gorengan dan nasi uduk membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Setiap hari ia harus bangun pukul 02.00 dini hari untuk pergi kepasar dan setelah itu dilanjutkan dengan memasak. Dibandingkan dengan menjadi karyawan, membuka usaha membuat dirinya mempunyai kebebasan waktu untuk keluarganya.
“Saya juga tidak lagi disuruh-suruh orang,” ujarnya.
Kedai yang ada di Jalan Kramat IV Senen ini pada waktu Ramadhan juga menjual aneka takjil, lontong, ketan dan gorengan. Menurutnya Ketika Ramadhan omset yang didapat lebih besar dari bulan-bulan biasanya.
“Alhamdulillah, kalau bulan puasa sehari bisa dapat Rp 1.200.000,” imbuhnya.
(Redaksi)
Komentar