oleh

Valentine’s Day Secara Adat di Aliuroba dalam Balutan Ekplorasi Budaya Lembata

-Nasional-966 views

INBISNIS.ID, LEMBATA – Valentine’s Day atau hari kasih sayang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Spesial untuk tahun 2022, hari kasih sayang dilakukan bertepatan dengan kegiatan Ekplorasi Budaya Lembata di Aliuroba, Desa Benihading I, Kecamatan Buyasuri, Lembata NTT. Dalam sambutannya, Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday menyinggung keterkaitan antara hari kasih sayang dan Ekplorasi Budaya Lembata.

“Hari ini hari kasih sayang, kita berada di Benihading ini bukan kebetulan, Tuhan merencanakan bahwa hari kasih sayang ini kita rayakan di tempat ini, di Benihading,” ungkap Bupati Lembata, Thomas Ola saat membawakan sambutan penutup pada acara ekplorasi Budaya Lembata, Senin (14/2/22). Bupati Lembata yang taat adat tersebut juga menegaskan bahwa ritual yang dilakukan bukan kegiatan formalitas belaka melainkan sungguh sangat sakral. Dari ritual tersebut, orang Lembata disadarkan untuk tetap menjaga keharmonisan dengan alam semesta. Bukan hanya itu, Bupati Lembata juga mengajak semua pihak untuk memaknai konsep gotong-royong, sebagaimana ditampilkan dalam sebuah tarian tradisional.

“Hari ini kita diberi pesan moral, gotong royong itu budaya yang masih hidup dan berkembang sampai hari ini. Ini (tarian) memberi pesan kepada kita bahwa Bupati, pimipinan OPD, anggota dewan bukan zamannnya bekerja sendiri lagi. Mari bekerja bersama-sama. Bukan zamannya Bupati makan sendiri lagi, pimipinan OPD makan sendiri lagi, mari makan bersama-sama dari hasil gotong royong kita. Anak-anak tadi (para penari) memberi pesan moral kepada kita,” sambung Bupati Lembata.

Sementara itu, salah seorang akademisi, Dr. Hipolitus yang mendapat kesempatan bicara, mengatakan, Budaya tidak mengajarkan hal yang tidak baik, karena itu mesti dirawat.

“Budaya tidak pernah mengajarkan sesuatu yang tidak baik. Kita diajarkan betul bagaimana berelasi dengan alam,” tegasnya. Ia juga mengatakan, dari beberapa ritual adat yang telah dilakukan sebelumnya, ada banyak nilai-nilai luhur, misalnya rekonsiliasi dan kerendahan hati. Di hadapan para hadirin, Dr. Hipolitus menjelaskan, kegiatan Ekplorasi Budaya Lembata bukan gerakkan yang semata-mata datang dari Bupati Lembata melainkan gerakkan nasional. Hal ini, menurutnya, merujuk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Kegiatan akbar di tengah ganasnya terik mentari tersebut diawali dengan sebuah ritual sakral yang disebut Iu Uhe Bei Ara atau ritual untuk mengucap syukur kepada alam semesta, khususnya bumi atau tanah. Ritual ini berjalan lancar dan aman. Seekor anak ayam berusia sekitar dua hari ditumbalkan dalam ritual tersebut. Menurut penjelasan Molan (imam adat) Leu Peu, sesuai tanda dari kaki ayam (ura’ le’ lour), ritual tersebut direstui oleh Wujud Tertinggi, leluhur dan alam semesta.

Selain itu, molan Leu Peu menjelaskan bahwa ritual tersebut bermakna syukuran atau ucapan terimakasih kepada ibu bumi atau tanah yang telah memberikan kehidupan kepada manusia. Menurutnya, sesuai keyakinan orang Kedang, tanah memiliki kekuatan, tanah juga adalah saudara sehingga membangun relasi mesra dengannya adalah sebuah kewajiban manusia.

Untuk diketahui, selain Bupati Lembata, turut hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Buyasuri dan Omesuri, pimpinan OPD, pihak keamanan, tokoh adat dan ratusan para hadirin yang sangat antusias.

( Antonius Rian / FF )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *