INBISNIS.ID, LARANTUKA – Yasinta Peni Tukan (48) tampak lincah menjahit pakaian pesanan pelanggan. Hampir saban hari, wanita tegar itu sibuk berjibaku bersama mesin jahit tua miliknya demi membantu sang suami mencari nafkah.
Berprofesi sebagai tukang jahit bukan pekerjaan mudah seperti membalikan telapak tangan. Berjalan selama delapan tahun, Yasinta terus berbenah agar kepercayaan pelanggan tetap terawat.
“Awalnya saya hanya menambal pakaian yang sobek. Sekitar tiga bulan belajar otodidak, saya bisa membuat pola menjahit baju dan celana sendiri,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (23/03).
Ia bercerita pelanggan setia lebih banyak datang dari seputaran kampungnya di Desa Watowara, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur.
Selain menyokong ekonomi keluarga, ibu dua anak ini mengaku hasil menjahit digunakan untuk biaya kuliah anak perempuan sulungnya yang sudah masuk semester akhir. Sementara anak laki-laki sebentar lagi tamat SMA bakal melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Sambil tersenyum ramah, ia mngaku bahagia bisa membantu sang suami mencari nafkah. Suami Yasinta bermata pencaharian sebagai petani.
“Suami kerja petani. Mesin jahit ini suami beli dari hasil pinjaman koperasi,” bebernya.
Namun, beberapa kali sempat kewalahan lantaran mesin jahitnya sering rusak selama berhari-hari. Akibatnya, pesanan pelanggan tidak selesai tepat waktu.
Sebenarnya, Yasinta punya impian membeli mesin jahit modern namun belum punya cukup uang. Dengan tabah, ia berusaha memperbaikinya.
Meski begitu, wanita murah senyum itu berdecak yakin dalam hati bahwa mesin jahit butut miliknya mampu membawa kedua anaknya bergelar sarjana.
“Semoga mesin jahit tua bisa bertahan sampai kedua anak saya dapat gelar sarjana,” harapnya.
Komentar