INBISNIS.ID, BLITAR – Dalam menyiasati harga pakan yang kian mahal, peternak lele di Blitar membuat olahan dari limbah ikan. Pakan dari limbah ikan ini, bisa menaikkan keuntungan peternak lele hingga 35 persen.
Bagian ikan yang diolah menjadi pakan, bisa berupa kepala, duri dan ekor. Limbah ini masih bisa dijual seharga Rp 4 ribu/kg. Padahal jika musim panen ikan datang, limbah itu dibuang begitu saja oleh nelayan di pesisir pantai Blitar selatan.
Melihat potensi itu, Suryani tak tinggal diam. Warga Desa Banggle Kecamatan Kanigoro ini, membuka banyak referensi untuk pemanfaatannya.
“Saya berpikir, limbah ikan ini pasti bisa dibikin pakan. Soalnya dalam komposisi pakan parikan ada tepung ikan. Apalagi, dengan harga lele sekarang, sudah gak seimbang dengan naiknya harga pakan,” katanya saat ditemui INBISNIS. ID di rumahnya, Selasa (7/6/2022).
Dengan melakukan beberapa kali percobaan. Limbah ikan dijemur hingga kering, lalu digiling. Dengan komposisi satu banding satu, gilingan limbah ikan dicampur polar. Kemudian dicetak berbentuk kecil memanjang, sesuai ukuran yang diinginkan. Baru dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari.
“Kalau di kalkulasi, pakan bikinan saya ini cuma seharga Rp 7ribu per kg. Nah kalau pakan pabrik seharga Rp 10 ribu per kg. Jadi dari pakan saja, saya sudah bisa mengirit biaya,” ungkapnya.
Sayangnya, kapasitas mesin modifikasi buatannya hanya satu kuintal per hari. Sehingga pakan bikinannya, hanya mencukupi untuk kebutuhan kolamnya sendiri.
Dengan ini ia berharap, peternak lele lainnya bisa meniru yang dikerjakan dengan memanfaatkan limbah ikan. Karena jika bergantung pada pakan pabrikan, bisa dipastikan satu per satu peternak lele di Blitar akan bangkrut.
“Sekarang saja sudah banyak teman peternak yang gulung tikar mas. Hasil panenan lele hanya laku dijual Rp 14 ribu per kg. Kalau bikin pakan sendiri, masih ada untung 35 persen,” pungkasnya.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar