INBISNIS.ID, JAKARTA – Pemerintah menginginkan adanya kemandirian secara nasional dalam produksi alat kesehatan (alkes) karena saat ini, struktur 90 persen alkes masih diimpor. Sejumlah dukungan pun digencarkan dengan sejumlah kemudahan regulasi agar semakin mengundang investasi baru masuk.
Sekretaris Jenderal Gabungan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Randy H. Teguh mengakui iklim investasi di Indonesia saat ini sudah sangat baik. Ditambah peluncuran Online Single Submission atau OSS berbasis risiko tentu akan menjadikan perizinan semakin mudah.
Selaras dengan hal tersebut Gakeslab juga menyebut, pihaknya akan terus mendukung upaya pemerintah untuk terus merealisasikan investasi baik dari perusahaan lokal maupun global. Adapun, dalam tiga tahun terakhir nilai investasi dari Gakeslab sebesar Rp4 triliun.
“Kemudian akan ada tambahan sampai 2024 sebesar Rp 1,7 Triliun dari 24 hingga 25 perusahaan,” kata dia dalam webinar, dilansir bisnis.com, Kamis (12/8).
Randy menjabarkan dari nilai investasi di atas 53 persen dalam bentuk pembangunan wilayah produksi atau pabrik, 31 persen contract manufacturing atau OEM, dan 16 persen sentra pelatihan. Menurutnya nilai investasi di industri alkes memang tidak besar. Bahkan, tak jarang hanya Rp100 miliar per perusahaan.
Sisi lain, Randy menyebut investasi baru hingga 2024 nantinya juga tidak hanya datang dari produk terkait Covid-19. Namun, banyak diferensiasi produk yang akan masuk dan tentunya sesuai kebutuhan yang ada.
“Investasi alkes juga sedang menyasar kawasan industri Batang dengan kebutuhan lahan 10-20 hektare saja, jadi kami mohon bantuan pemerintah untuk kemudahan ini,” ujar Randy.
Komentar