INBISNIS.ID, BALI – Masyarakat Bali pada umumnya yang beragama Hindu setiap tahun merayakan Hari Raya Nyepi. Ini adalah upacara adat yang dilakukan secara turun-temurun setiap tahun Baru Saka. Tahun 2023, Hari Raya Nyepi jatuh pada Rabu (22/3).
Biasanya, upacara Nyepi berlangsung selama 24 jam mulai dari jam enam pagi hingga jam enam pagi keesokan harinya. Peringatan ini juga identik dengan situasi yang tenang, damai, senyap tanpa aliran listrik.
Baca juga :Tujuh Tempat Wisata di Indonesia yang Wajib Dikunjungi
Pengertian Hari Raya Nyepi
Mengutip buku Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia dan Implementasinya dalam Pendidikan Sekolah Dasar tulisan Karimatus Saidah, M.Pd, dkk. (2020:32), Nyepi adalah hari raya umat Hindu di Bali yang diperingati dengan tidak menyalakan api (bahkan listrik), tidak bepergian ke luar rumah, dan tidak melakukan aktivitas fisik.
Selama Hari Raya Nyepi, pemuka masyarakat Hindu berharap umat dapat melakukan introspeksi diri, meditasi, atau ber-japam atau menyebut nama-nama suci Tuhan berulang kali dalam hati.
Makna Hari Nyepi
Secara keseluruhan, upacara Nyepi merupakan sarana perenungan untuk segala hal yang telah dilakukan. Tradisi ini juga menjadi kesempatan untuk mengevaluasi diri sendiri hingga menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang.
Upacara Nyepi juga menjadi bentuk ketaatan umat Hindu di Bali untuk tidak bepergian, beraktivitas, menyalakan api atau listrik, dan momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mengutip Jurnal Perayaan Nyepi Umat Hindu Bali Bertindak Lokal dan Berpikir Universal oleh W. Sayang Yupardhi (2018:20), selain menjadi refleksi diri, Hari Raya Nyepi juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan bhuana agung dan bhuana alit atau titik pertemuan sifat negatif dan positif.
Rangkaian Acara Nyepi
Mengutip buku Widya Dharma Agama Hindu tulisan I Wayan Midastra, dll (2007:57), Hari Raya Nyepi terdiri dari beberapa rangkaian acara. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini.
Panglong 13 Sasih Kasanga
Sebelum merayakan Nyepi, umat Hindu akan melaksanakan upacara Melasti atau Mekiis ke sumber air atau laut. Tujuannya adalah ngayudang malaning gumi, angamet tirtha amertha, yang artinya menghanyutkan kotoran buana agung dan buana alit. Kemudian, memohon tirtha amrtha atau tirtha kehidupan.
Tilem Sasih Kasanga
Selanjutnya, umat akan melaksanakan upacara Bhuta Yadnya, mulai dari tingkat keluarga, banjar adat, desa, pakraman, kecamatan, kabupaten, kota, hingga provinsi. Setelah selesai, mereka akan mengadakan upacara ngerupuk dan mengarak ogoh-ogoh sebagai simbol bhuta kala.
Tanggal Pisan
Dalam tanggal pisan, sasih Kedasa (tanggal 1, bulan ke-10), umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu:
Amati Geni: tidak menyalakan api.
Amati Karya: tidak bekerja.
Amati Lelungan: tidak bepergian
Amati Lelanguan: tidak mengumbar nafsu (tidak mendengar radio, tv, dan kegiatan menyenangkan lainnya).
Ngembak Geni
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu akan saling mengunjungi sanak keluarga.
Dharma Santi
Usai melakukan Ngembak Geni, umat akan melaksanakan Dharma Santi. Dalam perayaan ini, mereka akan mengucap syukur dan saling memaafkan dengan satu sama lain.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar