INBISNIS.ID, NAGEKEO – Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, mengutip Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa ada 3 dosa besar dan menjadi isu strategis dunia pendidikan era sekarang yakni soal Perundungan/ Bullying, Pelecehan seksual terhadap anak dan Intoleransi.
Hal itu dikemukakan oleh bupati Nagekeo, dalam acara Pencanangan dan Penandatanganan Komitmen sekolah / Madrasah Sehat Tingkat Kabupaten Nagekeo Tahun 2022, yang dipadukan dalam apel kekuatan yang dipimpin langsung oleh Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do bertempat di Halaman Kantor Bupati Nagekeo, Senin (23/05/2022).
Pencanangan, Orientasi dan Monitoring Bersama Program Sekolah/ Madrasah Sehat Tingkat Kabupaten Nagekeo merupakan dukungan Program Gizi kerjasama UNICEF – YSSP dan TP UKS Provinsi NTT dan Kabupaten Nagekeo.
“Saat ini ada tiga isu utama dalam dunia pendidikan. Bahkan Nadiem Makarim menyebutnya sebagai dosa besar dalam dunia pendidikan kita yakni soal Perundungan/ Bullying, Pelecehan seksual terhadap anak dan Intoleransi. Bullying akan menimbulkan traumatik pada anak didik jika tidak diatasi sedini mungkin,” urai Bupati Don.
“Ini kalau dibiarkan akan memberikan trauma yang besar pada anak didik dan akan mempengaruhi perilaku anak di kemudian hari. Saya yakin kita yang ada disini pernah jadi korban bully mungkin juga jadi pelaku bullying, ketika di sekolah dulu. Mau ke sekolah rasanya berat karena sekolah menjadi neraka baginya,” Jelas Bupati Don lebih lanjut.
Ia Pun berharap komunitas pendidikan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bisa menggali persoalan yang dihadapi setiap peserta didik.
“Harus menggali masalahnya, mengapa anak ini demikian, dan juga ada hambatan, apakah itu masuk kategori learning loss atau learning gab, sehingga dalam evaluasi uji kompetensi minimal dia selalu tertinggal kebelakang. Nasib yang dialami oleh anak-anak seperti ini harus menjadi perhatian kita semua. Kita semua adalah orang tua dari anak- anak,” Ucap Bupati Don.
Ia Pun menguraikan bahwa, Nagekeo tercatat sebagai kabupaten dengan kasus asusila/pelecehan tertinggi, untuk itu perlu penanganan secara dini guna melindungi anak dengan cara melakukan sosialisasi sejak dini kesemua lembaga pendidikan.
“Sekarang di Nagekeo, kasus terbesar moral pelecehan yang masuk ke Pengadilan Negeri Bajawa itu paling tinggi dari Nagekeo. Ini kita punya persoalan. Mari kita lindungi anak -anak kita. Perlu mengunjungi sekolah dan memperkenalkan bahaya, bagaimana anak anak melindungi, mengenal bagian-bagian tubuh nya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain,” kata Bupati Don.
“Pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang berkuasa seperti, saya, para guru, dan kalau di rumah tangga itu bapaknya, pamannya, jangan pikir seperti itu tidak berbahaya, itu predator alami. Predator ada di sekitar itu, bukan orang asing tapi pelaku kekerasan biasanya orang yang berada dekat dengan kita dan akrab dengan korban sehingga korban kekerasan seksual lebih banyak berdiam diri dan takut, menarik diri dari pergaulan,” jelasnya lebih lanjut.
Selain itu, Bupati Don juga menjelaskan bahwa intoleransi siswa juga merupakan ancaman dalam dunia pendidikan kita saat ini. Tugas kita adalah bagaimana anak anak kita mampu menjaga keutuhan bangsa ini.
“Saya ingin ingatkan kita para orang tua, yang ada anaknya yang masih PAUD, SD ajari perbedaan itu alami, kenapa rumput beda dengan pohon, rambut sama hitam tetapi kelakuan berbeda, agama berbeda, suku budaya dan adat istiadat yang berbeda, dan itu karunia Tuhan” ujar Bupati Don.
Bupati Don berpendapat bahwa, dalam konteks bernegara, kebhinekaan ini menjadi kekayaan, karunia Tuhan yang paling besar sehingga kita terbiasa hidup dalam perbedaan.
“Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah tidak boleh membeda bedakan satu dengan yang lain. Anak harus terbiasa hidup dalam multikultur, multi agama, multi etnik,” Tutur Bupati Don yang dikutip INBISNIS.ID.
(Redaksi)
Well, Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya.
Komentar