INBISNIS.ID, DENPASAR – Hari sudah menunjukan siang hari, namun Komang Suryati (37), masih melanjutkan aktivitas berdagang dengan melayani pembeli yang datang secara bergantian ke gerobak kopi jualanya di Renon, Denpasar.
Sesekali matanya menoleh ke sisi kiri dan kanan, terlihat waspada serta takut tiba-tiba datang Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan menangkap serta membawa barang jualannya.
“Kadang mereka pakai mobil avansa, kadang mereka pakai motor, jadi kami tidak ketahui, tiba-tiba mereka datang, ternyata Satpol PP, kami pasti kaget dan cepat-cepat, beda kalau dulu mereka itu pakai mobil patroli sehingga kami bisa tahu dan bisa siap-siap,” Ungkap Suryati saat ditemui di timur lapangan Renon, Senin (28/02/2022).
Menurut Komang Suryati, kehadiran Satpol PP, membuat dirinya sangat khawatir dan selalu siap waspada untuk berjualan. Terlebih, Pandemi Covid-19 yang berlangsung sudah dua tahun berhasil memukul usahanya.
“Ya kayak gini dah, sepi kalau pandemi, ya pembelinya jarang tidak seperti dulu, agak kurang kalau sekarang. Kalau Pandemi ini sehari saya paling dapat Rp.100.000-150.000 dalam sehari. Itu datang mulai jam 09.00-19.00 Wita,” Terang Komang Suryati.
Komang Suryati melanjutkan, bahwa dulu sebelum Pandemi, dirinya mampu sampai Rp.700.000/hari. “Kalau jualan sebelum pandemi atau waktu normal paling enak, apalagi waktu ada bis-bis pariwisata pasti banyak dapatnya,” terang Komang Suryati, salah seorang pedagang kaki lima.
Tidak hanya Komang Suryati, hal senada juga dialami oleh, Dewa Nyoman Alit (39), juga merupakan pedagang kaki lima yang beroperasi di kawasan lapangan Renon, Denpasar.
“Ya khawatir sama Satpol PP, kadang-kadang mereka pakai pakaian biasa, sehingga kita sulit membedakan. Ternyata dia Satpol PP, kan kita kaget ya. Tapi kalau mereka pakai mobil patroli kan bisa kita menghindari untuk menghargai,” Terang Dewa Nyoman Alit.
Selain itu, Dewa Nyoman Alit, mengungkapkan kehadiran Satpol PP yang kemudian melarang aktivitas berjualan dikawasan lapangan Renon sangat merugikan bagi dirinya. Terlebih di masa pandemi ini pendapat yang diperoleh tidak seberapa dibandingkan pendapat ketika hari normal atau sebelum Pandemi
“Saya kadang ngomong sama Satpol PP, bapak tolong jangan terlalu keras pak, keadaan begini (pandemi), kalau kita mau minta sumbangan, tidak ada yang ngasi, saya punya anak, punya istri untuk dinafkahi, kalau kaya gini terus bagaimana,” Terang Dewa Nyoman Alit.
Terakhir, ia pun berharap agar Satpol PP bisa bersikap lebih toleransi dengan para pedagang kaki lima sehingga para PKL dapat berjualan dengan tenang.
“Harapan agar Satpol PP bisa mengerti lah kami-kami ini, saya menghargai tugas Satpol PP, tapi tentu jangan keras, agar kami bisa berdagang juga,” tutup Dewa Nyoman Alit.
(Redaksi)
Komentar